Sunday 16 November 2014

Sinopsis Novel Misteri Dilema Seorang Mertua

      Novel Misteri Dilema Seorang Mertua ini menceritakan tentang Hengki sebagai menantu dari keluarga yang cukup kaya. Dia menikahi anak bungsu ke 2 dari ke 3 saudaranya yang bernama Ratih. Mereka sudah menikah sekama 3 tahun, namun selama 2 tahun Hengki pergi dari rumah dengan membawa uang perusahaan sebesar 9 juta. Maksud Hengki ia ingin membuka usaha dengan unag itu bersama temannya jika berhasil dia akan membawa Ratih dan anaknya keluar dari rumah mertuanya itu. Hubungan Hengki dengan mertua tidak cukup baik, Hengki sebagai menantu dari keluarga miskin sedangkan Ratih dari keluarga kaya merasa tidak cocok untuk jadi istrinya Ratih. Namun usaha yang digeluti Hengki tidak berhasil akhirnya dia pulang lagi ke rumah mertuanya dengan beralasan selama ini dia amnesia dan tidak tau cara pulang. Bagi Ratih kepulangan Hengki sangat berarti namun tidak untuk keluarga Ratih.
     Mereka sering memandang rendah Hengki yang tidak dapat menghidupi keluarganya sendiri. Setelah pulang Hengki bekerja di perusahaan milik keluarga Ratih yang dipimpin oleh Yudono kakak Ratih. Bekerja dengan keluarga istrinya sendiri pun membuat Hengki semakin direndahkan lagi oleh keluarganya. Hengki bekerja setiap harinya namun gaji yang seharusnya didapatkan tidak pernah diterimanya. Semua gajinya diberikan ke mertua Hengki langsung oleh Yudono. Setiap bulannya Hengki hanya menerima uang Rp 50.000 untuk membeli rokok, keuangan semua diatur oleh mertuanya. Hengki merasa tertekan lama-lama jika seperti itu hingga akhirnya dia menceritakan semua keluh kesahnya ke temannya Soni yang dulu pernah pergi bersamanya selama 2 tahun. Disana Hengki diberi saran Soni untuk meminta harta warisan Ratih agar dia bisa pergi dari rumah dan membuka bisnis baru. Namun itu sulit bagi Soni tidak semudah itu meminta harta warisan mengingat mertuanya yang sinisnya bukan main dengannya.
      Hengki berusaha membicarakan hal tersebut kepada istrinya sesuai dugaannya Ratih tidak akan berani. Hingga akhirnya pamannya Hermanto mengetahui rencana Hengki untuk meminta harta warisan Ratih mencoba untuk membujuk ibu Ratih memberikan arisan Ratih agar mereka bisa hidup mandiri. Namun sesuai perkiraan lagi Ibu Ratih menolak mentah-mentah dan mencaci-maki Hengki hanya akan menghambur-hamburkan uang Ratih. Sejak kejadian itu muncullah berbagai macam kejadian yang hampir membunuh Hengki. Mulai dari dia keracunan makanan ketika pesta ulang tahun ibunya. Yang membuktikan bahwa dia sengaja diracun oleh salah satu keluarga istrinya. Awalnya hengki hanya membiarkan masalah itu, tapi Soni berkata lain. Dia mengatakan mungkin saja memang ada salah satu anggota istri Hengki yang berusaha membunuhnya karena menginginkan harta warisan istrinya. Setelah kejadian itu Hengki mencurigai semua orang di rumahnya, makanan apapun yang diberikan istrinya tidak mau dimakan. 
     Hengki berusaha membujuk Ratih untuk meminta harta warisannya kalau ibunya tidak mau memberikan dia akan melaporkan masalah itu ke polisi. Namun Ratih masih dengan sikapnya yang tidak berani melawan perkataan ibunya. Pikiran Hengki semakin kacau sampai sopirnya pun kena amarahnya. Ketika Karjo Sopirnya meminta izin untuk pulang mengantarkan anaknya ke rumah sakit, Hengki dengan membentak-bentak melarang. Namun kekhawatiran Karjo kepada anaknya lebih besar daripada dipecat, akhirnya Karjo pulang dengan marah juga melihat tingkat bosnya yang marah-marah. Hengki semakin marah melihat sopirnya dengan seenaknya pergi tanpa izinnya. Kemudian Hengki mengadu ke Yudono untuk memecat Karjo sebagai sopirnya. Langkah Hengki pun disetujui Yudono dengan pertimbangan dia tidak akan dapat sopir karena gaji untuk sopir 6 bulan ke depan sudah diberikan ke Karjo. Untuk sementara waktu dia akan mengemudikan mobilnya sendiri tanpa sopir. Kali ini pun dia mengadu lagi ke Soni tentang kejadian pemecataan sopirnya, Soni menawarkan bisnis narkotika untuk usaha yang akan mereka geluti jika sudah mendapatkan modal. 
     Namun Hengki menolak karena narkotika merupakan barang haram dan bisa-bisa dia masuk pennjara, Soni berusaha membujuk lagi dengan meminjam mobil Hengki untuk kencannya. Akhirnya Hengki meminjamkan mobilnya kepada Soni dengan diantarkannya Hengki ke rumahnya. Keesokan harinya Hengki mendapat kabar bahwa mobilnya habis kecelakaan dan pengemudinya sedang dirawat di rumah sakit. Hengki semakin was-was karena Soni mengatakan mungkin saja ada yang berusaha untuk membunuhnya lagi. Merasa nyawanya dalam bahaya Hengki memutuskan untuk membicarakan masalah ini dengan keluarga istrinya. Semua anggota keluarga berkumpul, Hengki menceritakan semua yang dialami ini sengaja diatur untuk membunuhnya. Hengki meminta harta warisan Ratih agar kasus ini tidak dilaporkan ke kantor polisi, namun keluarga Ratih menolak mentah-mentah tawaran Hengki. Kemudian Hengki menawarkan lagi ganti rugi sebesar Rp 50.0000.000 dan lagi-lagi keluarga Ratih tidak mau menerima penawaran Hengki. Hengki tidak puas dengan ganti rugi hanya Rp 3.000.000 ia memberikan waktu kepada keluarga Ratih untuk memikirkannya lagi selama 3 hari. Hengki keluar dari rumah mertuanya dan pergi ke tempat Soni untuk menenangkan diri. 
     Tiga hari kemudian keluarga Ratih mendapat kabar bahwa Hengki meninggal dunia. Meninggalnya Hengki tidak menghentikan kekhawatiran keluarga Ratih, banyak kejanggalan yang aneh atas kematian Hengki. Soni mengirimkan surat kaleng ke kantor polisi untuk menyelidiki lebih lanjut tentang kematian Hengki Algaft. Kesempatan ini dimanfaatkan Soni untuk memeras keluarga Ratih karena semasa Hengki kabur 2 tahun ia yang menghidupi Hengki. Namun keluarga Ratih tidak menerima begitu saja ancaman Soni yang akan melaporkan kejadian sebelum meninggalnya Hengki. Mulai dari Wulan yang ketakutan akan berurusan dengan polisi dan masuk penjara, Yudono yang nama baiknya akan tercemar dan Ibunya yang takut masuk penjara. Yudono berusaha untuk membunuh Soni agar masalah cepat selesai namun aksi pembunuhan Soni hanya mampu melukai Soni. Polisi mencurigai pelaku pembunuhan Hengki dan penusukan Soni orang sama. Namun lain pendapat dari Gozali yang merupakan teman kapten Kosasih, Gozali mencari bukti-bukti untuk menyakinkan bahwa yang ia curigai sebagai pelaku benar dia. Selama penyelidikan terhadap keluarga mertuanya Hengki, Kosasih dan Gozali merasa sangat kasihan terhadap nasib Hengki di keluarga mertuanya yang dianggap sebelah mata. Setelah semua bukti sudah didapatkan dan pelaku sudah diketahui. Gozali dan Kosasih mengumpulkan anggota keluarga untuk membicarakan kasus Hengki.

No comments:

Post a Comment