Judul:
The Purpose of Life
Penulis:
Alnira
Penerbit:
Wahyu Qolbu
Hal:
378
Cetakan
1, Maret 2018
“Saya bingung darimana
asal saya, tujuan penciptaan saya si dunia, dan akan ke mana saya setelah
mati?” ucap Riley Anderson
“Kamu atheis?” tebak
Shafa
“Saya juga nggak tahu
saya ini apa, atheis atau agnostic. Saya tahu ada sesuatu yang menciptakan
semua ini, tapi saya nggak tahu siapa”
Shafa
mengangguk-anggukan kepalanya. “Kamu agnostic”
“Apa itu penting?”
Tanya Riley
“Cukup penting karena
klamu masih mengakui kalau dunia ini ada yang menciptakan, bukan terbentuk gitu
aja, kan?”
“Ya itu ponnya. Saya
bukan hanya bingung dengan apa yang diciptakan di alam semesta ini, tapi saya
juga bingung kenapa di dunia ini ada sebuah system mau nggak mau, harus kita
lewati.”
Riley Anderson, pemuda
Australia yang sepanjang hidupnya tidak pernah susah, berwajah tampan,
bergelimang harta, dan memiliki keluarga yang amat mencintainya. Meskipun
demikian, Riley tetap merasa ada ruang hampa di dalam hatinya. Menurutnya ada
yang salah dengan tujuan hidupnya. Sesuatu yang sekuat apa pun dia mencari,
tapi tetap tidak menemukan jawabannya.
Shafa Kanzia Nadhifah,
seorang muslimah muda yang sedang berada di persimpangan jalan. Isi kepalanya
dipenuhi dengan begitu banyak pertanyaan tentang agamanya sendiri. Ia tengah
ragu atas keyakinannya. Ia pun sedang dalam pencarian. Keduanya bertemu, dan
keduanya saling bertukar isi kepala.
“apa
sih tujuanmu hidup?”
“apa yang kamu cari
selama ini?”
Mungkin itu adalah yang
selama ini orang pertanyakan. Apa sih yang selama ini kita cari? Buat apa kita
sholat, berbuat baik dan hal-hal baik lainnya. Kenapa Allah tidak menciptakan
semua orang baik saja. Buku ini akan menjawab keraguan kita tentang
pertanyaan-pertanyaan itu. The Purpose of
Life adalah buku yang cocok untuk orang awam yang ingin mengenal Islam dan
tidak menggurui kita.
Riley dan Shafa
dipertemukan ketika mereka sedang liburan di Kuala Lumpur. Singkat cerita Shafa
dan Riley berbincang yang kemudian sampailah pada percakapan dimana keraguan
Riley selama ini. Shafa yang mendengarnya pun merasa dejawvu karena dulu
sebelum dia mulai mengenal Islam, Shafa sama seperti Riley saat ini yang ragu
akan keyakinan dan penciptanya. Namun, ketika Shafa berusaha menjawab
pertanyaan Riley ternyata tidak suka dengan Islam dan tentu jelas menelan
mentah-mentah pernyataan Shafa.
Awalanya Riley tidak
mau ikut Shafa ke Palembang ke rumah keluarga Shafa. Tapi karena beberapa
ucapan Shafa menggugah hatinya yang ingin tahu tentang Islam akhirnya Riley
menerima tawaran Shafa untuk ikut ke Indonesia.
“Oh
itu, itu bukan pakaian orang Arab, itu pakaian semua perempuan muslim. Itu identitas
kami sebagai seorang muslimah. Untuk menutupi aurat.
Riley
mengerutkan keningnya
“lalu
kenapa kamu nggak pakai?” tanyanya
Dialog
dalam buku ini cukup mencubit aku yang hanya tahu kulit-kulitnya Islam. Aku sadar
bahwa berjilbab itu emang perintah Allah. Alhamdulilah aku juga sudah berhijab
tapi kadang masih merasa kalau cara berjilbab jauh dari kata syar’i.
Keluarga
Shafa sangat menerima Riley yang ingin belajar Islam. Paman, dan kakak-kakak
Shafa berusaha menerangkan Islam kepada Riley tanpa harus menggurui tapi
memberikan dalil dan bukti nyata. Riley semakin tertarik dengan Islam sampai
pada bahasan Malaikata saja tidak sanggup melihat Allah apaladi manusia biasa
seperti kita.
Malaikat
Jibril berkata pada Rasulullah saat itu, “Aku sama sekali tidak mampu mendekati
Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan
Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur
luluh.”
Manusia
yang tidak sanggup melihat Allah, namun Allah bisa melihat segala sesuatu. Allah
Yang Maha Besar tidak ada yang lebih besar dari itu.
Dari
sinilah akhirnya mengubah pikirannya tentang Islam dan betapa besar Allah yang
selalu melihat umatnya selama ini.
Aku
senang banget bisa baca buku ini, aku jadi sedikit banyak tahu tentang
istri-istri nabi bagaimana Rasul memperhatikan istri-istri mereka. Tentu hanya
garis besar saja tapi bukankah itu manfaat membaca yaitu memberikan kamu
informasi yang bermanfaat. Aku tidak bisa menghakimi “oh jadi kalau masuk Islam
akan masuk surga?” atau “oh nanti kalau mau masuk surga harus masuk Islam?”.
Balik
lagi kepercayaan
Kebetulan
Riley bertemu dengan Shafa yang beragama Islam jelas Shafa menjelaskan sesuai
denang agama yang dia tahu. Lagian aku setuju dengan Shafa kalau semua agama
itu sebenarnya mengajarkan hal-hal baik tidak ada yang mengajarkan untuk
berbuat jahat. Karena balik lagi sama manusianya itu, makanya Allah memberikan
otak untuk berpikir.
Gimana
kalau Riley bertemu dengan Shafa yang beragama Kristen sudah tentu Shafa akan
menjelaskan sesuai agamanya dong??
Trus
harus banget gitu kalau belajar tentang Islam harus masuk Islam??
Ga
ada yang bisa memaksakan dong, semua balik lagi ke diri kita sendiri. Untung
Riley bertemu dengan keluarga Shafa yang penuh terbuka menjelaskan tentang
Islam. Mereka terbuka dengan segala pertanyaan Riley tanpa menggurui agama
Islam itu benar dll. Riley sendirinya merasa terbuka dengan penjelasan keluarga
Shafa tentang Islam. Yang jelas Riley mendapatkan guru yang tepat ketika dia
membutuhkan jalan untuk mencari Penciptanya.
Nah
kalau pengen tahu kelanjutan ceritanya kalian baca aja hahhahahaha. Gimana perjuangan
Riley untuk menyakinkan Ibunya yang menentang Riley memeluk Islam? Bagaimana
hubungan Shafa dan Riley selanjutnya?? Bagaimana akhirnya Shafa memutuskan berhijab dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya selama ini?
Intinya kalau pengen tahu sesuatu tuh harus TANYA kepada orang yang TEPAT jangan asal nyari jawaban dan itulah yang dilakukan Shafa dan Riley.
Kala
membaca buku ini tuh kayak lagi ikut pengajian hhahahahaha tapi seru kok
Biasanya
aku akan drop bacaan yang terlalu menggurui dan Alhamdullillah aku selesai
membacanya dan mendapatkan manfaat banget dengan baca buku ini.
Jujur
aku sempat terkejut kalau Alnira bisa bikin buku islam begini hahahha mengingat
jejak rekamnya dulu heheheh
No comments:
Post a Comment