Tuesday, 30 March 2021

Godaan dibalik Doa Yang Terkabul

Hai, sudah lama ya aku nggak nulis di sini. Aku emang kayaknya tipe orang yang kalau sudah capek sama satu hal gamau tahu hal lainnya -______-. Dulu aku nulis untuk mengisi waktu senggang setelah sibuk kerja jadi males nulis. Sekarang setelah nggak kerja jadi nulis lagi, emang ya nulis tuh nggak pernah mengkhianati.

Selama pandemi aku masih kerja tapi akhir Desember 2020 kemarin aku memutuskan untuk berhenti. Awalnya sempat bimbang dan bingung. Tapi, waktu itu ada suatu kejadian yang membuatku berpikir “kayaknya ini jalannya keluar”. Jujur saja, aku emang rada bimbang keluar kerja karena berbagai macam alasan personal. Mungkin Tuhan mendengarkan doa-nya bahwa aku ingin males-malesan aja di rumah. Tapi, hampir 3 bulan aku di rumah merasa bosen banget, tentu saja selain bosen ya jadi krisis ekonomi hahahahha.

Selama aku di rumah yang aku doakan supaya aku cepat dapat kerja yang diridhoi Allah dan juga sesuai keinginanku. Ada salah satu penawaran kerja yang aku jalani testnya tapi aku tolak offeringnya ketika sudah diterima. Waktu aku sangat berpikiran picik. Aku merendahkan diriku sendiri. Aku menganggap diriku tidak pantas mendapatkan kesempatan itu. Yang jelas aku terlalu pnegecut untuk memulai hal baru.

Aku lupa. Aku melupakan sesuatu. Seharusnya waktu itu aku membicarakannya dengan seseorang, mencari pendapat mereka atau apapun itu sehingga aku bisa jadikan pertimbangkan. Aku terlalu idealis bahwa yang mengerti posisiku cuma aku sendiri. Setelah sebulan aku benar-benar menyesalinya. Aku tidak bisa tidur berhari-hari. Memikirkan keputusan bodohku. Setelah merasa jadi pecundang aku bercerita sama salah seorang temanku, katanya aku terlalu berpikir jauh. Galih mengatakan kalau aku tidak perlu ragu-ragu, harus percaya sama diri sendiri.

Kemudian aku berpikir bahwa aku tidak boleh menyesalinya. Aku tidak boleh menyalahkan Allah, siapapun ataupun keadaan. Kalaupun ada yang disalahkan adalah aku sendiri. Aku berdoa dan yakin kalau Allah akan memberikanku jalan yang lain.

Tapi, yang membuatku merasa jadi orang bodoh adalah aku pernah mengatakan dalam hati bahwa aku ingin bekerja di bidang tersebut beberapa tahun yang lalu. Terrnyata justru aku sendiri yang melepaskannya. Aku yang menolah kesempatan yang diberikan Allah padaku. Tapi aku bahagia, ternyata Allah mendoakan apa yang aku inginkan meskipun tidak secara langsung DIA mewujudkannya. Aku perlu bersabar dan percaya pada-Nya.

Aku selalu memikirkan hal ini beberapa bulan ini. Aku terlalu fokus pada doa-doa yang aku panjatkan tapi aku melupakan apa yang sudah Allah berikan padaku. Dibalik doa-doaku tersebut, ternyata tanoa aku sadari Allah selalu memberikanku kesempatan-kesempatan yang aku tinggal mengeksekusi I will take it or not.

So, for this chance i will take it.

Aku berharap ini bukan keputusan yang hanya bisa membuatku terlepas status pengangguran. Aku harap ini menjadi jalan baru bagiku. Jalan yang sudah Allah ridhoi dan akan menjadi hal baik bagiku di masa depan.