Friday, 4 May 2018

[Fanfic] Hello, My Old Friend Chapter 04: Sudah Lama Aku Ingin Memberitahumu


Tapi aku yakin kalian akan sangat terpesonannya juga dengan Adam, bukan karena Tian kalah ganteng. Tentu saja Tian tetap ganteng tapi aura dan karisma Adam lebih terpancarkan karena dia atlet renang yang ramah. Secara visual memang Tian tidak terkalahkan tapi jangan salah Adam juga sama cakepnya dengan Tian. Adam memang sedikit lebih pendek dari Tian tetapi Adam punya badan yang bidang sesuai dengan wajahnya beda dengan Tian yang kurus kering. 

Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Adam karena Tian menyuruhku mengembalikan bukunya. Waktu itu Tian sedang sibuk dengan persiapan lomba jadi tidak sempat mengembalikan buku Adam. Ketika aku mengembalikan buku itu padanya Adam pernah menanyakan soal perasaanku pada Tian. Tentu saja aku tidak perlu menjawab pertanyaan macam itu kepada orang yang aku kenal lewat nama doang. Sejujurnya aku tidak perlu suka dengan Adam yang memang sedari awal tidak bisa menerima kedekatanku dengan Tian


“kenapa kamu sepertinya tidak suka aku dekat dengan Tian?” terpaksa aku tanyakan padanya karena aku tidak ingin punya masalah dengan orang yang dekat dengan Tian

“kamu cuma salah paham saja” jawab Adam sedang membuka buku yang aku kembalikan

“trus kenapa kamu seolah bersikap acuh padaku? Jujur ya dam, aku gamau punya masalah sama orang yang dekat dengan Tian….aku harap kita bisa akrab…aku gamau…”kataku yang malah membuat Adam ketawa yang semakin membuatku jengkel

“hahahhaha…bener kata Tian kamu akan menanyakan ini kalau aku bersikap cuek kayak gini ke kamu” katanya yang membuatku tidak mengerti. Adam menjelaskan kalau sebenarnya dia tidak termasuk cuek padaku hanya untuk mengerjaiku saja. Setelah kejadian itu aku berteman baik dengan Adam. Aku jadi tahu kalau alasan Tian ga pindah rumah karena menunggu aku balik ke Jogja. 

“aku sudah balikan bukunya pada Adam” kataku sambil melihat Tian yang sedang sibuk mengerjakan soal di bangkunya. Tian hanya bergumam “hmmm” ketika aku mengajaknya bicara. Sudah seminggu ini dia sibuk mempersiapkan lomba dan aku merasa terabaikan.

“Yue…yuuuk ke kantin! Ada makanan kesukaanmu tuh dah dibeliin sama Nando” ajak Pika yang membuat Tian menghentikan tangannya ketika Pika menyebut nama Nando. Kalian belum tau yaaa, kalau Nando salah satu teman sekelasku juga. Nando secara terang-terangan bilang suka sama aku ketika pelajaran olahraga. Aku sudah menjelaskan kepada Tian kalau aku tidak suka dengan Nando. Sebenarnya aku juga gatau kenapa harus mengatakan itu padanya, toh dia juga ga peduli amat dengan kedekatanku dan Nando.

“Yue…nanti kita pulang bareng, ada buku yang harus kamu beli” ucap Tian yang tiba-tiba menyela pembicaraanku dan Pika. Tian tidak menjelaskan buku apa lalu menyelonong keluar kelas. Sebelum sampai pintu keluar Tian bilang akan membelikan roti di kantin dan menyuruhku tinggal di kelas. Pika yang melihatnya pun heran dengan tingkah Tian yang sok keren begitu. Pika curiga kalau Tian cemburu dengan Nando yang sudah terang-terangan nembak aku.

“mau beli buku apa?” kataku pada Tian yang sedang naik sepeda di depanku. Tian hanya bilang kalau aku akan tahu setelah sampai di toko buku. Sesampainya di toko buku aku senang sekali karena aku baru sadar kalau komik kesukaanku sudah terbit hari itu. Tian yang melihatku kesenangan ikut tersenyum.

“sejak kapan kamu tahu kalau aku suka komik ini?’ tanyaku padanya

“bukannya kamu pernah bilang kan” katanya yang membuatku penasaran karena seingatku aku belum pernah memberitahu Tian soal komik kesukaanku

“eehhh….aku beliin buku ini deh buat Nando katanya dia mau belajar edit photo” kataku yang melihat buku tebal berisi tentang editing photo. Tian yang melihatku mengambil buku langsung mengambilnya dan menaruhnya lagi ke tempat semula

“kalau dia mau belajar biar beli sendiri” katanya sambil pergi ke rak buku lainnya

“kenapa sih kamu kalau aku bahas soal Nando jadi jengkel gitu, lagian ya dia juga teman sekelasmu lebih lama lagi temenan sama kamu daripada aku” kataku yang juga jadi jengkel melihat tingkah kanak-kanaknya

“aku beritahu dia suka sama siapa saja di kelas jadi gausah sok baik sama dia” katanya membela diri
“sok baik gimana?? aku memang baik sama dia” ucapku yang semakin nyolot

“aku ga suka….”katanya yang membuatku mengulangi perkataannya namun mukanya memerah 

“aku ga suka kamu deket-deket sama Nando, apalagi makan bareng di kantin sampai mau beliin dia buku” jelas Tian yang membuatku tidak bisa berkata lagi. Setelah pulang dari toko buku, Tian tidak banyak bicara. Aku ingin menanyakan apa maksud dari perkataannya tadi tapi aku urungkan niatku.

No comments:

Post a Comment