Judul: Represi
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Genre: Young Adult
Hal: 264 hlm
ISBN: 9786020611945
Cetakan 2018
BLURB
Awalnya
hidup Anna berjalan baik-baik saja
Meski
tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Anna punya seorang Ibu dan para sahabat
yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mednampingi Anna memahami gadis itu
melebihi dirinya sendiri.
Namun,
keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya
itu, hubungan dia dan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang
semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga suatu
hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.
A. Karakter
- Anna, dia seperti gadis biasanya. Anna sangat suka mengambar.
- Nabilah, seorang psikolog yang membantu Anna menangani masalahnya
- Sky pacar Anna
- Saka sahabat Anna yang menolak cinta Anna
- Hani, Nika dan Ouji sahabat Anna dan Saka
B. Review
Penasarana ga sama blurbnya??
“Hubungan dua orang nggak cuma tentang
menyenangkan
hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri” (hal. 133)
Alasanku baca ini karena ada kata “bunuh
diri” hahahha unik amat yak alasannya. Trus banyak banget yang racunin di
instagram untuk mau gamau baca buku ini. Sebenarnya aku emang mau baca Persona
dulu tapi ntar ntar ini dulu hahahha.
Nah kali ini aku mau menceritakan sosok
Anna yang mengusikku untuk tanpa henti membacanya.
Kenapa sih dengan Anna?
Kenapa dia ingin bunuh diri?
Aku mati-matian menebak-nebak
kemungkinan apa yang dialami Anna.
“Semua orang membuat kesalahan, dan hampir semua
orang membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf.
Sementara
memaafkan—atau nggak – adalah hak
orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak
pantas dimaafkan
bahkan sebelum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan lagi
masalah dengan orang lain, Anna.” (hal.147)
Anna adalah anak tunggal yang tentu
sudah disayangi orang tuanya. Namun, menjadi anak tunggal tidak membuat Anna
bahagia dan berlimpah kasih sayang. Pekerjaan Ayahnya yang mengaharuskan beliau
pergi keluar kota secara berkala membuat Anna tidak dekat dengan Ayahnya.
Ibunya? Tentu Anna dekat tapi Anna hanya
anak biasa dia ingin orang tua lengkap yang menyayanginya.
Kemudian Anna mengenal Saka, Hani, Nika
dan Ouji yang kebetulan anggota Osis. Meskipun mereka tidak satu kelas tapi
mereka sering pergi jalan atau sekedar makan di kantin ketika jam istirahat.
Paraaaah….aku saluuuut banget sama
persahabatan mereka ini. Aku jadi pengen punya sahabat kayak mereka.
Coba bayangin aja ketika kamu ga punya
arah dan tujuan. Kamu lebih percaya sama pacarmu tapi kemudian pacarmu itu
brengsek tapi sahabatmu justru welcome banget sama kamu.
Itulah yang di dapatkan Anna.
Selama konseling dengan Nabila, aku
dibuat nangis larut dalam kisah Anna. Ya gimana enggak aku yang tadinya mikir “Anna
kamu masih punya Ibu kenapa segitunya pengen bunuh diri” langsung memaki diriku
sendiri.
“Bagi sebagian orang mengekspresikan diri itu
gampang, tapi bagi sebagian lagi nggak.
Semua emosi yang harusnya keluar itu
akhirnya
dipendam kea lam bawah sadar dan tanpa kita sadari menjadi racun yang
menyerang kita dari dalam diri kita sendiri. Itulah yang terjadi
sama kamu,
Anna. Saat ini kamu sedang dalam proses
mengeluarkan racun-racun itu.” (hal.
199)
Gimana penderitaan Anna selama ini dan
dia memendamnya sendirian. Aku tidak menyalahkan Anna yang tidak menceritakan
masalahnya. Karena tidak semua orang sanggup menceritakan bahkan
mengekspresikan dirinya.
Aku pengen peluk banget ketika Anna
menangis dan menyadari kesalahannnya. Dimana pelecehan seksual yang pernah dia
alami memicu sikap represinya. Kemudian tidak harmonisnya hubungannya dengan
Ayahnya. Lalu cintanya ditolak Saka, kemudian ketemu Sky.
Aku rasa pemicu besar sikap Anna yang
ingin bunuh diri adalah ketika dia putus dengan Sky. Kemudian segala
pertahanannya selama ini runtuh. Ketika segalanya sudah dia berikan kepada Sky
dengan brengseknya dia pergi meninggalkan Anna dengan alasan B-O-S-A-N.
“kamu terbiasa menyimpan masalahmu sendiir dan itu
nggak sehat karena lama kelamaan, ketika sudah menumpuk, kamu meledak.” (hal.
202)
WHAT THE HELL!!!!
Kenapa Anna bisa memberikan segalanya
kepada Sky??
Ya karena ketika semua orang tidak
memahami Anna, Sky datang dengan cinta posesifnya untuk Anna. Kenapa Anna mau diposesif-in??
Karena Sky memberikan kasih sayang yang selama ini tidak Anna dapatkan.
Kalian pasti tahulah yang namanya cinta
itu buta
Insecure Anna kembali datang ketika Sky
tidak menginginkannya lagi.
“Kecemasan adalah sesuatu yang membuat dirimu
bekerja keras
dan menderita dua kali lipat” (hal. 203)
Ya ampun!!!
Serius kalau kalian masih menyalahkan
Anna kalian belum mengerti perasaan Anna.
Anna mulai menyadari kalau dirinya tidak
cukup berharga untuk orang lain kemudian dia memilih untuk mati.
Nabila yang selama ini membimbing Anna
sabar banget asli. Nabila tidak menuntut Anna untuk cerita tapi membiarkan Anna
untuk menceritakannya sendiri kalau dia mau.
Lalu gimana dengan sabahat-sahabat
Anna??
Ya ALLAH!!!!! kasih dong sahabat kayak
Saka, Hani, Nika dan Ouji!!!
Sky membuat Anna menjauhi teman-temannya
tetapi Saka dkk tetap aja peduli sama Anna. Meskipun Anna juga kehilangan
sahabatnya tapi ya mau gimana lagi Sky terlalu posesif.
Trus gimana?? Apakah Anna akan bunuh
diri mengakhiri hidupnya??
“Saya terlalu fokus pada apa yang salah di dalam
hidup saya, padahal itu sudah berlalu. Saya menyalahkan dan membenci diri saya
sendiri untuk sesuatu yang sebenarnya terjadi
di luar kuasa saya. Saya masih begitu sibuk dengan masa lalu
dan
lupa kalau masa lalu nggak bisa diubah. Saya memang melakukan beberapa
kesalahan,
tapi kesalahan itu sudah terjadi. Mau bagaimana pun, saya nggak
bakal bisa
mengubahnya lagi. Mau bagaimanapun, saya nggak bakal bisa
mengubahnya lagi.
Mbak benar, selama ini, saya terlalu keras pada diri saya
sendiri. Saya sudah membuang waktu” (hal. 234)
Pokoknya kalian mesti baca deh kalau
suka tema psikologi begini. Aku jadi cari tahu tentang represi itu gimana. Jadi
kalau emosi itu ga boleh ditahan-tahan harus diungkapin. Karena bisa menjadi
penyakit kelak. Iya kalau bisa diobatin pake obat kayak sakit kepala gitu. Nah ini
masalah psikologis kita.
Mungkin orang terlihat baik-baik saja
tetapi siapa yang tahu kalau dia punya masa lalu yang tidak begitu baik
membuatnya insecure ga puas pada dirinya sendiri.
Aku memang pernah ada kepikiran untuk
mati saja kali yak daripada hidup ga ada gunanya gini??
Waktu naik motor terlintas pikiran “semoga
truk itu nabrak aku”. Pernah aku ada di masa seperti Anna kenapa orang tuaku
lebih peduli sama saudara-saudaraku yanglain dan merasa kurang kasih sayang. Tetapi
aku lupa mungkin orang tuaku juga sudah berusaha untuk membagi kasih sayang
tapi aku hanya melihat negatifnya.
Apa sekarang aku merasa seperti itu??
Kadang tapi keinginan untuk mati sudah
tidak ada lagi, bukan hanya karena takut dosa tapi aku sadar hidupku terlalu
berharga untuk mati secara tidak layak.
Mungkin curhatanku ga ada sangkut
pautnya sih yaaa hahahahahha.
Ntap
ReplyDeleteGak tau kenapa bisa nyasar ke blog ini
Tapi I like dan bantu banget tentang rasa ingin tahu sy tentang buku ini. Saya lebih dapat pencerahan gitu
Wuhhh
Waahhh bagus kak sinopsis ceritanya makasih ya kak^^
ReplyDeleteSekarang jadi minat Deh untuk baca novel itu