Thursday, 22 November 2018

[Review] REPRESI karya Fakhrisina Amalia





Judul: Represi
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Genre: Young Adult
Hal: 264 hlm
ISBN: 9786020611945
Cetakan 2018

BLURB
Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja
Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Anna punya seorang Ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mednampingi Anna memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.
Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan dia dan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.

A.    Karakter

  • Anna, dia seperti gadis biasanya. Anna sangat suka mengambar.
  • Nabilah, seorang psikolog yang membantu Anna menangani masalahnya
  • Sky pacar Anna
  • Saka sahabat Anna yang menolak cinta Anna
  • Hani, Nika dan Ouji sahabat Anna dan Saka


B.     Review

Penasarana ga sama blurbnya??


“Hubungan dua orang nggak cuma tentang 
menyenangkan hati orang lain tanpa memedulikan diri sendiri” (hal. 133)

Alasanku baca ini karena ada kata “bunuh diri” hahahha unik amat yak alasannya. Trus banyak banget yang racunin di instagram untuk mau gamau baca buku ini. Sebenarnya aku emang mau baca Persona dulu tapi ntar ntar ini dulu hahahha.

Nah kali ini aku mau menceritakan sosok Anna yang mengusikku untuk tanpa henti membacanya. 

Kenapa sih dengan Anna? 

Kenapa dia ingin bunuh diri?

Aku mati-matian menebak-nebak kemungkinan apa yang dialami Anna.


“Semua orang membuat kesalahan, dan hampir semua orang membuat kesalahan besar. Kewajiban kita adalah meminta maaf. 
Sementara memaafkan—atau nggak – adalah hak 
orang yang kita lukai. Tapi merasa nggak pantas dimaafkan 
bahkan sebelum mencoba meminta maaf? Itu sudah bukan lagi masalah dengan orang lain, Anna.” (hal.147)

Anna adalah anak tunggal yang tentu sudah disayangi orang tuanya. Namun, menjadi anak tunggal tidak membuat Anna bahagia dan berlimpah kasih sayang. Pekerjaan Ayahnya yang mengaharuskan beliau pergi keluar kota secara berkala membuat Anna tidak dekat dengan Ayahnya.

Ibunya? Tentu Anna dekat tapi Anna hanya anak biasa dia ingin orang tua lengkap yang menyayanginya.
Kemudian Anna mengenal Saka, Hani, Nika dan Ouji yang kebetulan anggota Osis. Meskipun mereka tidak satu kelas tapi mereka sering pergi jalan atau sekedar makan di kantin ketika jam istirahat. 

Paraaaah….aku saluuuut banget sama persahabatan mereka ini. Aku jadi pengen punya sahabat kayak mereka.

Coba bayangin aja ketika kamu ga punya arah dan tujuan. Kamu lebih percaya sama pacarmu tapi kemudian pacarmu itu brengsek tapi sahabatmu justru welcome banget sama kamu.

Itulah yang di dapatkan Anna.

Selama konseling dengan Nabila, aku dibuat nangis larut dalam kisah Anna. Ya gimana enggak aku yang tadinya mikir “Anna kamu masih punya Ibu kenapa segitunya pengen bunuh diri” langsung memaki diriku sendiri.



“Bagi sebagian orang mengekspresikan diri itu gampang, tapi bagi sebagian lagi nggak. 
Semua emosi yang harusnya keluar itu akhirnya 
dipendam kea lam bawah sadar dan tanpa kita sadari menjadi racun yang 
menyerang kita dari dalam diri kita sendiri. Itulah yang terjadi 
sama kamu, Anna. Saat ini kamu sedang dalam proses 
mengeluarkan racun-racun itu.” (hal. 199)


Gimana penderitaan Anna selama ini dan dia memendamnya sendirian. Aku tidak menyalahkan Anna yang tidak menceritakan masalahnya. Karena tidak semua orang sanggup menceritakan bahkan mengekspresikan dirinya.

Aku pengen peluk banget ketika Anna menangis dan menyadari kesalahannnya. Dimana pelecehan seksual yang pernah dia alami memicu sikap represinya. Kemudian tidak harmonisnya hubungannya dengan Ayahnya. Lalu cintanya ditolak Saka, kemudian ketemu Sky.

Aku rasa pemicu besar sikap Anna yang ingin bunuh diri adalah ketika dia putus dengan Sky. Kemudian segala pertahanannya selama ini runtuh. Ketika segalanya sudah dia berikan kepada Sky dengan brengseknya dia pergi meninggalkan Anna dengan alasan B-O-S-A-N.


“kamu terbiasa menyimpan masalahmu sendiir dan itu 
nggak sehat karena lama kelamaan, ketika sudah menumpuk, kamu meledak.” (hal. 202)

WHAT THE HELL!!!!

Kenapa Anna bisa memberikan segalanya kepada Sky??
Ya karena ketika semua orang tidak memahami Anna, Sky datang dengan cinta posesifnya  untuk Anna. Kenapa Anna mau diposesif-in?? Karena Sky memberikan kasih sayang yang selama ini tidak Anna dapatkan.
Kalian pasti tahulah yang namanya cinta itu buta
Insecure Anna kembali datang ketika Sky tidak menginginkannya lagi.


“Kecemasan adalah sesuatu yang membuat dirimu bekerja keras 
dan menderita dua kali lipat” (hal. 203)

Ya ampun!!!

Serius kalau kalian masih menyalahkan Anna kalian belum mengerti perasaan Anna.
Anna mulai menyadari kalau dirinya tidak cukup berharga untuk orang lain kemudian dia memilih untuk mati. 

Nabila yang selama ini membimbing Anna sabar banget asli. Nabila tidak menuntut Anna untuk cerita tapi membiarkan Anna untuk menceritakannya sendiri kalau dia mau.

Lalu gimana dengan sabahat-sahabat Anna??
Ya ALLAH!!!!! kasih dong sahabat kayak Saka, Hani, Nika dan Ouji!!!
Sky membuat Anna menjauhi teman-temannya tetapi Saka dkk tetap aja peduli sama Anna. Meskipun Anna juga kehilangan sahabatnya tapi ya mau gimana lagi Sky terlalu posesif.


Trus gimana?? Apakah Anna akan bunuh diri mengakhiri hidupnya?? 



“Saya terlalu fokus pada apa yang salah di dalam hidup saya, padahal itu sudah berlalu. Saya menyalahkan dan membenci diri saya sendiri untuk sesuatu yang sebenarnya terjadi 
di luar kuasa saya.  Saya masih begitu sibuk dengan masa lalu 
dan lupa kalau masa lalu nggak bisa diubah. Saya memang melakukan beberapa kesalahan, 
tapi kesalahan itu sudah terjadi. Mau bagaimana pun, saya nggak bakal bisa 
mengubahnya lagi. Mau bagaimanapun, saya nggak bakal bisa mengubahnya lagi. 
Mbak benar, selama ini, saya terlalu keras pada diri saya sendiri. Saya sudah membuang waktu” (hal. 234)

Pokoknya kalian mesti baca deh kalau suka tema psikologi begini. Aku jadi cari tahu tentang represi itu gimana. Jadi kalau emosi itu ga boleh ditahan-tahan harus diungkapin. Karena bisa menjadi penyakit kelak. Iya kalau bisa diobatin pake obat kayak sakit kepala gitu. Nah ini masalah psikologis kita.

Mungkin orang terlihat baik-baik saja tetapi siapa yang tahu kalau dia punya masa lalu yang tidak begitu baik membuatnya insecure ga puas pada dirinya sendiri.

Aku memang pernah ada kepikiran untuk mati saja kali yak daripada hidup ga ada gunanya gini??

Waktu naik motor terlintas pikiran “semoga truk itu nabrak aku”. Pernah aku ada di masa seperti Anna kenapa orang tuaku lebih peduli sama saudara-saudaraku yanglain dan merasa kurang kasih sayang. Tetapi aku lupa mungkin orang tuaku juga sudah berusaha untuk membagi kasih sayang tapi aku hanya melihat negatifnya. 

Apa sekarang aku merasa seperti itu?? 

Kadang tapi keinginan untuk mati sudah tidak ada lagi, bukan hanya karena takut dosa tapi aku sadar hidupku terlalu berharga untuk mati secara tidak layak.
Mungkin curhatanku ga ada sangkut pautnya sih yaaa hahahahahha.




2 comments:

  1. Ntap
    Gak tau kenapa bisa nyasar ke blog ini
    Tapi I like dan bantu banget tentang rasa ingin tahu sy tentang buku ini. Saya lebih dapat pencerahan gitu
    Wuhhh

    ReplyDelete
  2. Waahhh bagus kak sinopsis ceritanya makasih ya kak^^
    Sekarang jadi minat Deh untuk baca novel itu

    ReplyDelete