Hello, My Old Friend
Cast: Hu Yi Tian, Shen Yue dan pendukung lainnya
Tahun ajaran baru sudah dimulai, Yue sudah mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Tidak seperi biasanya dia yang selalu terlambat, kali ini dia bangun awal dan bersiap mulai sekolah. Mama dan Papa Yue pun kaget melihat tingkah anaknya yang terlalu bersemangat untuk berangkat sekolah. Padahal ketika mereka mengatakan pada Yue kalau akan pindah ke Jogjakarta untuk membuka restoran baru, Yue yang paling keras menolak. Pasalnya dia tidak mau kembali lagi ke kota kelahirannya karena sudah tidak mau beradaptasi di sekolah baru. Dulu ketika Yue lahir sampai kelas 4 SD dia tinggal di Jogja karena Mama-nya yang memang asli orang Jogja. Tetapi menjelang kelas 5 Sd orang tua mereka memutuskan untuk pindah ke Surabaya ke kota asal Papa-nya.“kamu kenapa? Segitu semangatnya berangkat sekolah?” ucap Papa-nya yang heran melihat barnag bawaan Yue penuh buku-buku yang bahkan tidak mungkin dipelajari semua hari itu.
“padahal kamu yang gamau gamau kalau harus pindah sekolah, sekarang malah sumringah sekali” lanjut Papa-nya
“sudahlah Pa, biarin aja…baguslah kalau anak kita mulai belajar dengan bener untung-untung nilainya bisa naik 1 point juga sudah syukur alhamdulilah” sindir Mama yang tidak percaya anaknya akan mempelajari semua buku yang dibawanya. Yue memang tidaklah bagus dalam hal akademik tapi dia lebih pandai dalam berteman, tidak heran kalau point pertemanannya lebih besar daripada nilai akademiknya.
“Mulai hari ini aku akan jadi anak SMA yang rajin belajar supaya bisa banggain Papa sama Mama” ucap Yue yang sedari tadi diam dengan gagah mengangkat bahunya. Kedua orang tuanya yang mendengarnya pun hanya melongo.
Sesampainya di sekolah Yue datang ke kantor kepala sekolah untuk menyelesaikan berkas-berkas kepindahannya yang harus dilengkapi. Kemudian kepala sekolah mengantarkan Yue untuk masuk ke kelasnya. Kepala sekolah menyuruh wali kelas yang sedang mengajar untuk memeperkenalkna Yue sebagai murid pindahan lalu pergi meninggalkan kelasnya
“kamu bisa memperkenalkan diri sekarang, silahkan” ucap Wali kelas yang bernama Bapak Eko. Wali kelas yang menjadi idaman seluruh kelasnya meskipun terlalu lemah, wali kelas yang selalu mendukung murid di kelasnya meskipun pada bandel.
“Halooo..semuanya sama saya Shen Yue, hmmm….aku sebenarnya sudah ga asing sama Jogja karena dulu aku juga pernah tinggal disini. Karena itu aku tidak akan minta bantuan banyak pada kalian” ucap Yue yang membuat seluruh kelas heran, bukan hanya itu ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dari pojok bangku melihat Yue memperkenalkan diri. Dia terus memandanginya sedari tadi meskipun tidak kenal siapa gadis itu.
Pak eko menyuruh Yue duduk di bangku belakang di dekat cowok yang sedari tadi melihatnya. Yue terlihat senang duduk disampingnya dan senyum-senyum sendiri, sementara cowok itu hanya melihatnya aneh.
Yue melempari kertas untuk memancing cowok disampingnya itu ngobrol namun diabaikannya. Yue lanjut memberikan kertas yang berisikan “sudah lama kita tidak bertemu”, namun cowok itu tetap saja tidak menggubrisnya. Tingkah cowok itu membuat Yue kesal dan malah memukul bangkunya yang tidak salah apa-apa.
“Yue,,ada apa?? Kamu tidak suka saya ajar? Tanya Pak Eko yang sedang menulis dipapan di depan dan semua murid memandanginya. Yue merasa malu dan minta maaf dia tidak bermaksud mengganggu pelajaran.
Dalam hati Yue berpikir kalau cowok disampingnya mungkin lupa kalau mereka dulu pernah berteman atau mungkin Yue salah orang. Sebenarnya setelah tahu akan pindah ke Jogja apalagi pindah ke rumah lama-nya. Yue sangat senang dan menyediki teman masa kecilnya yang dulu sering bermainnya dengannya. Yue yakin dia sekolah yang sama dan kelas yang sama itulah alasannya Yue sangat bersemangat masuk sekolah. Tetapi mungkin saja cowok disampingnya bukanlah Hu Yi Tian teman kecilnya dulu.
Yue adalah tipe orang yang mudah mencari teman tapi juga memilih-milih teman. Dia masih penasaran dengan cowok disampingnya benar Tian atau bukan. Kemudian tidak berinisiatif untuk bertanya kepada teman sekelasnya kalau memang dia Hu Yi Tian yang juga tinggal di samping rumahnya.
“Heeiii…heiiii…kamu Hu Yi Tian kan??” tanya Yue dengan lirih karena mereka sedang berada di perpustakaan
“ini aku..Shen Yue …yang dulu kita pernah lari-larian di taman trus kamu kubur di dalam pasir” ucap Yue yang membuat Tian risih
“kamu ingat kan kalau semasa TK kita pernah mandi bersama” ucap Yue dengan sedikit keras yang terdengar beberapa orang di dekatnya. Tian yang mendengarnya pun juga langsung memelototkan mata-nya dan beranjak pergi
“tunggu….kamu beneran Tian kan?” ucap Yue yang gamau menyerah. Lalu mengikuti Tian yang pergi keluar mendahuluinya. Yue masih mengikuti Tian dengan berjalan di belakangnya. Tian merasa risih karena selalu diikuti Yue yang tidak mau menyerah. Bahkan Yue mengikuti Tian kemana-mana selama di sekolah
“kenapa kamu mengikutiku?” tanya Tian yang sudah tidak sabar menghadapi Yue seharian
“akhirnya kamu bisa ngomong juga, aku kira kamu bisu” ucap Yue dengan santai yang memang sengaja membuat Tian jengkel. Yue yang tidak mau menjawabnya pun langsung ditinggal Tian pergi. Namun tetap saja Yue mengikutinya dari belakang karena memang rumah mereka searah.
“maaf ya, aku ga ngikuti kamu tapi aku memang mau pulang..weeek” ucap Yue yang mengejek Tian lalu berlari masuk ke rumahnya
Yue sangat jengkel sekali sampai rumah karena tingkah Tian yang berlagak ga mengenalnya. Mama yang sedang masak di dapur pun heran dengan sikap Yue yang tiba-tiba berubah jadi jengkel setelah pulang sekolah. Yue pun bertanya pada Mama-nya mungkinkan teman masa kecilnya yang sudah bertahun-tahun melupakannya
“tentu saja bisa, kamu mana pernah baik sama temanmu dulu…bertengkar mulu. Kamu sudah ketemu sama anak Ibu Rani tetangga kita, Mama ga nyangka mereka masih tinggal disini” ucap Mama yang sedang masak opor ayam kesukaan Papa Yue
“tapi aku bahkan ga melupakan dia Ma, masak dia ga inget aku…aku kayak mempermalukan hidupku sendiri hari ini, Mama tau ga sekalinya dia ngomong dia bilang apa??” ucap Yue yang jengkel dengan Tian
“bilang apa?”
“kenapa kamu mengikuti mulu seharian ini? Gitu katanya” ucap Yue yang malah membuat Mama-nya tertawa, Yue yang melihat tanggapan Mama pun malah membuatnya makin jengkel saja
“Yue, kalau dia memang kamu anggap teman dan dia tidak mengingatmu, maka kamu harus membantunya untuk mengingatmu” ucap Mama yang merasa benar juga menurut Yue, lalu muncullah ide gila di kepala Yue
Keesokan paginya Yue sengaja menunggu Tian di depan rumahnya dengan membawa sepeda untuk berangkat bareng. Yue yang sudah lama menunggu pun akhirnya Tian yang datang pun muncul. Tian yang melihatnya pun heran dengan tingkah kemarin baru marah-marah lalu sekarang berubah manis.
“Tian, kalau kamu memang tidak mengingatku aku akan bantu kamu untuk mengingatku” ucap Yue yang menghentikan langkah Tian lalu melihat ke belakang
“kalaupun kamu ga ingat, kita bisa mulai berteman lagi dari awal” ucap Yue dengan senyuman
Tian yang melihat Yue sangat ceria ketika mengucapkan hal itu pun hanya tersenyum tipis. Dalam hatinya Tian merasa kalau Yue sudah berubah menjadi lebih ceria dari gadis yang dulu tomboy tapi cengeng. Yue yang melihat Tian tersenyum tipis pun senang melihatnya lalu menyusulnya naik sepeda.
No comments:
Post a Comment