Tuesday 26 September 2017

Sinopsis Andante Episode 01


Episode 01:  Kematian yang tertunda



Lee Shi Kyung (Kim Jongin aka KAI EXO) adalah seorang murid SMA biasa yang suka banget sama gaming. Suatu malam dia sedang asik bermain game di kamarnya dengan memakai headset. Shi Kyung sangat menikmati permainannya sambil berteriak-teriak yang akhirnya dia menang. Setelah memenangkan permainannya dia mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Dengan sigap Shi Kyung menyingkirkan keyboard di mejanya lalu dan pura-pura sedang belajar. Ternyata Ibunya masuk ke dalam kamarnya untuk melihat Shi Kyung yang sedang belajar.

“masih belajar?” tanya Ibunya setelah melihat Shi Kyung di kamarnya

“iyaaa…bentar lagi” jawabnya





“apa kamu tadi bersama seseorang tadi Ibu dengar ada suara orang lain di kamarmu” ucap Ibunya yang membuat Shi Kyung khawati. Kemudian Shi Kyung mengeraskan pelajaran online di komputernya dengan beralasan kalau Ibunya sepertinya mendengar dari komputernya.





Tidak lama kemudian Shi Kyung turun dari kamarnya dan bertemu dengan adiknya. Shi Young (Lee Ye Hyun) tahu kalau kakaknya akan pergi ke minimarket dan minta dibelikan pisang. Shi Kyunh beralasan kalau dia tidak punya uang jadi tidak mau membelikan Shi Young pisang. 

“kalau kamu gamau membelikanku pisang, aku akan bilang kepada Ibu soal laporan yang banyak kamu tulis itu” ancam Shi Young kepada kakaknya

“jangan…baik..baik…aku akan membelikanmu” ucap Shi Kyung dengan geregetan





Shi Kyung pergi ke minimarket untuk membeli camilan dan pesanan Shi Young tadi. Di perjalan pulang dia melihat temannya sedang dipukuli sama geng di sekolahnya juga. Shi Kyung tidak sengaja menyebut nama temannya itu dan membuat ketua gengnya melihat Shi Kyung. Shi Kyung bilang kalau dia tidak kenal orang yang dipukuli itu. Tetapi cowok yang dipukuli tersebut minta tolong kepada Shi Kyung untuk membantunya. Permintaan tolong itu membuat Shi Kyung harus berlari menghindari mereka karena tidak mau terlibat dan dibulli nantinya. Tetapi sekeras apapun Shi Kyung berlari dan bersembunyi akhirnya dia tertangkap juga. Shi Kyung menyerahkan camilan yang dibeli tadi tetapi ketua geng itu meminta yang lain.




“apa kau tidak punya yang lain?” tanya Ketua geng itu yang kemudian Shi Kyung menyerahkan uang yang ada di dompetnya. Kemudian Shi Kyung di pukul karena tidak memberikan karti kreditnya

Di sekolahan Shi Kyung dipanggil gurunya untuk menjadi saksi pemukulan yang terjadi kepada Jae Hoon kemarin. Shi Kyung tidak mau terlibat dengan hal seperti itu lagi karena hanya akn merepotkannya nanti. Tetapi wali kelasnya bilang kalau Jae Hoon sendiri yang bilang Shi Kyung melihat kejadian tersebut.



“kalau gitu panggil Ibumu” perintah wali kelasnya

“tidak… aku akan bersaksi” ucap Shi Kyung dengan cepat karena khawatir kalau Ibunya datang ke sekolah. Shi Kyung beralasan kalau Ibunya sibuk jadi tidak mungkin bisa ke sekolahan nanti.





Di meja makan Shi Kyung memberitahu Ibunya kalau dia akan menjadi saksi untuk kejadian pemukulan temannya Jae Hoon. Ibunya tidak masalah asal Shi Kyung tidak membuat masalah. Bibi Jung Soo menanyakan luka yang ada di muka Shi Kyung dan Shi Kyung pun berdalih kalau dia hanya terjatuh. Namun, Shi Young bisa menebak kalau Shi Kyung itu berantem tapi ga bisa melawan dan yang bisa diandalkan Shi Kyung itu cuma Shi Young. 

Mendengar hal itu membuat Ibunya menasihati Shi Young untuk tidak berkata seperti itu tetapi Shi Young justru melawan. Shi Young bilang kalau apapun yang dikatakan Ibunya tidak pernah dia dengarkan tetapi Ibunya tetap saja menasihatinya kemudian dia beranjak berdiri dan pergi. Shi Kyung ingin mengejar Shi Young yang sudah tidak sopan kepada Ibunya namun dicegah Bibinya. Dalam hati Shi Kyung sangat berterima kasih kepada Bibinya sudah mencegahnya  mengejar Shi Young karena menurutnya percuma juga mengejarnya.







Di warnet Shi Kyung sedang asyik bermain game yang disaksikan banyak orang dan kagum dengan kemampuan Shi Kyung. Lalu dia mendapat pesan dari Ibunya dan hanya membalas sekedarnya tapi tidak lama kemudian firasatnya mengatakan ada yang aneh. Shi Kyung langsung beranjak berdiri dan lari ke kafe Ibunya. Shi Kyung bertanya kepada Bibinya kemana Ibunya pergi. Bibinya bilang kalau gatau dan malah menyuruh Shi Kyung membantunya menghidupkan listrik. Dalam hati Shi Kyung berpikir kalau tidak mungkin Ibunya pergi ke sekolah.

“Ibu tidak bilang kalau dia pergi ke sekolahkan?” tanya Shi Kyung karena khawatir

“oohhh… yang tadi malam itu…” ucap Bibinya yang membuat Shi Kyug yakin Ibunya datang ke sekolah. Shi Kyung berlari secepat mungkin untuk pergi ke sekolahannya sebelum Ibunya bertemu dengan wali kelasnya.







 Di sekolahan Ibu Shi Kyung bertemu dengan wali kelas Shi Kyung. Ibunya heran sepertinya wali kelas Shi Kyung sudah ganti perempuan. Tetapi Wali kelas menjelaskan kalau tidak pernah diganti dan sudah lama ingin membicarakan kasus Shi Kyung yang parah. Ibunya ga percaya karena selama ini nilai Shi Kyung selalu naik dan setiap malam dia mendengarkan kuliah di internet. Ibunya pun menunjukkan hasil laporan nilai Shi Kyung yang ternyata palsu. Wali Kelas pun menunjukkan hasil laporan nilai Shi Kyung yang terus menurun selama ini. 

Ibu Shi Kyung menuruni tangga dengan lemas tidak percaya Shi Kyung bisa berbuat seperti itu.  Kemudian tiba-tiba Shi Kyung menghampiri Ibunya yang baru saja keluar dari ruang guru.

“Ibu sudah bertemu dengan wali kelasku?” tanya Shi Kyung 

“belum, kenapa?’ tanya Ibunya balik

“soalnya beliau sedang ada di pemakaman” ucap Shi Kyung berbohong namun Ibunya pura-pura tidak tahu. Ibunya heran kenapa Shi Kyung tergesa-gesa menemuinya bukannya belajar di kelas.





Shi Kyung beralasan kalau dia pergi ke toko buku untuk membelu buku pelajaran tetapi tidak menemukan yang dia cari. Lalu Ibunya menyuruh Shi Kyung untuk pergi dan pamit pulang. Shi Kyung khawatir Ibunya akan berusaha untuk menemui wali kelasnya lagi. Dia menelepon seseorang untuk berpura-pura jadi Wali Kelasnya. Ketika Shi Kyung akan keluar dari sekolahan dia bertemu dengan geng sekolahnya lagi yang mengancam Shi Kyung kalau sampai dia berani menjadi saksi Jaehoon. Shi Kyung tidak menjawab ataupun melawan mereka, dia pasrah dipukuli geng tersebut.









Shi Kyung pergi ke tempat penjaga warnet yang biasa dia kunjungi. Dia mendesah kenapa yang harus dipilih untuk dibulli anak-anak geng itu. Penjaga warnet memberi peringatan kalau jangan sampai dia membawa anak bermasalah ke warnet karena dia sudah lelah menghadapi anak-anak seperti itu. Penjaga warnet mendapat telepon yang ternyata adalah Ibunya. Shi Kyung berbohong kepada Ibunya kalau wali kelasnya adalah seorang lelaki dan sekarang sedang di pemakaman. Shi Kyung tidak percaya kalau Ibunya sudah berada di hadapannya membuat ramen yang akan dimakannya tumpah seketika.

“apa yang kamu tonton selama ini kamar? Aku penasaran ingin melihatnya” ucap Ibunya yang marah-marah dipinggir jalan

“jangaan,,,,itu akan membuat Ibu darah tinggi” ucap Shi Kyung dengan nada lemas

“aku dengar kamu jago main game….atau ada video porno” ucap Ibunya






“Ibuu…jangan keras-keras…Ibu menontonnya waktu aku ga ada di rumah ya” ucap Shi Kyung yang membuatnya dipukuli Ibunya

“jangan menggunakan kekerasan pakai kata-kata aja bu” ucap Shi Kyung yang makin dipukuli hahahahah. Ibu Shi Kyung mendapata telepon dari polisi kalau anak perempuannya sedang di kantor polisi. Tadinya Shi Kyung ingin kabur tapi tangannya dipegang erat Ibunya.





Mereka berdua menjemput Shi Young di kantor polisi karena bertengkar dengan seorang mahasiswa. Ibunya gatau harus bilang apa dengan tingkah kedua anaknya ini. Kemudian  Bibi Jungso meneleponnnya untuk menuyuruhnya segera ke kafe. 

Sesampainya di kafe Ibu, Shi Kyung dan Shi Young melihat kafe yang berantakan diobrak-abrik. Jugsoo bilang kalau pergi sebentar dan melihat orang yang meminjami mereka uang dulu datang kesini. Ibu Shi Kyung yakin kalau ini ulah rentenir yang dia pinjami uang padahal Ibu sudah memohon untuk menunggu sebentar lagi.





Di rumah semua barang sudah mendapat label sitaan yang artinya mereka harus segera pindah. Ibu awalnya tidak tahu kemana mereka harus pindah tapi akhirnya Ibu memutuskan untuk segera mengemasi barang mereka dan pindah. Shi Kyung dan Shi Young tentu saja terkejut mereka harus cepat pindah tanpa tujuan begini.,

“ayo pindah “ ucap Ibu mereka

“apa?? Ibu serius? Apa aku harus pindah sekolah?? Aku gamau” ucap Shi Young

“aku hadir sebagai saksi” ucap Shi Kyung

“dengarkan baik-baik, mulai sekarang jangan mengatakan apa yang ingin kamu inginkan dan tidak kau inginkan itu mahal sekarang” ucap Ibunya

“orang-orang bilang kamu perlu mati dan hidup kembali beberapa untuk menjadi dewasa. Anggap ini kematian dan dengarkan Ibu” lanjut Ibunya





Di perjalanan menuju rumah nenek, Shi Young bilang kalau tidak yakin neneknya akan membukakan pintu untuk mereka. Shi Kyung tidak terlalu mempedulikannya malah sibuk bermain game sedangkan Ibu mereka hanya diam saja tidak mengatakan apa-apa selama perjalanan. Shi Kyung ditelepon sama geng yang mengancamnya supaya tidak bersaksi. Shi Kyung dihina kalau memang sebaiknya Shi Kyungj jadi pengecut seperti ini saja tidak perlu menjadi saksi. Mendengar hal itu Shi Kyung jadi emosi sembari berkata dengan nada tinggi kalau dia akan datang untuk bersaksi. Setelah menutup teleponnya dia sadar kalau sudah membuat masalah baru dengan geng tersebut. 








Shi Young penasaran siapa yang ditelepon Shi Kyung sampai membuaatnya membentak. Shi Young mengambil handphone Shi Kyung yang tidak sengaja menjatuhkan handphone Shi Kyung di jalan. Shi Kyung marah besar karena handphonennya dijatuhkan begitu saja. Shi Kyung meminta Ibunya untuk menghentikan mobilnya dulu tapi Ibunya hanya diam saja. 







Di tengah perjalanan mereka berhenti sebentar karena lupa jalan. Di samping mereka berhenti terdapat pohon besar dan ada seseorang yang menggelantungkan dirinya seperti mayat di pohon. Shi Kyung penasaran lalu memotretnya.

“mereka juga melakukan ini disini” ucap Shi Young

“kamu tahu apa itu” kata Shi Kyung

“teman-temanku biasanya melakukannya tapi aku belum pernah melihatnya sendiri baru kali ini" ucap Shi Young sambil mengambil handphonenya. Sementara Bibu Jung Soo sudah sampai duluan di depan rumah nenek Shi Kyung namun tidak berani menampakkan diri. 






Sesampainya di depan rumah nenek, mereka langsung disambut dengan neneknya yang berwajah judes. Ibu meminta maaf karena mereka ingin tinggal disini sementara, Ibu tidak tahu harus pergi kemana jadi ini satu-satunya tempat yang mereka datangi. Namun nenek tidak peduli dan menyuruh mereka pergi saja. ketika nenek akan masuk dia melihat Shi Kyung yang mirip dengan ayahnya lalu mendekatinya namun Shi Kyung hanya diam saja/

“dia Shi Kyung sangat mirip dengan ayahnya tapi dia anak yang nakal, kegiatannya cuma main game dan berani membuat laporan nilai palsu” ucap Ibunya

“aku tidak tahu apa Ibu mengingatnya. Ini Shi Young dia sangat pintar karena itu aku memasukkan sekolah setahun lebih awal tapi sekarang dia sangat nakal juga. Aku sibuk mencari uang dan tidak bisa mendidik mereka dengan baik” lanjut Ibunya

“lalu apa yang kamu mau aku lakukan?” tanya neneknya yang tidak peduli dengan ucapan Ibu Shi Kyung dan meninggalkan mereka di luar. Ibu menyuruh Jungsoo memberikan tendannya dan memasangnya lalu Shi Kyung menurunkan barang-barangnya dari truk. Shi Young kesal karena tidak bisa memasang tenda dengan benar dari tadi.

“kalau Ibu memasangnya kenapa Ibu ga pasang sendiri saja” ucap Shi Young lalu pergi meninggalkan Ibunya. Bibi Jungsoo menyuruh Shi Kyung untuk mengejarnya. 






Ketika Shi Kyung mengejar Shi Young mereka membicarakan untuk kabur dan kembali ek Seoul saja. Shi Young bilang mereka bisa kerja part time dan tinggal di rumah temannya sementara. Shi Kyung memang tidak mungkin bisa tinggal di tenda. Lalu mereka melihat serombongan orang sedang melakukan upacara kematian. Shi Young memberi saran untuk balik ke tenda dan pura-pura menuruti keinginan Ibunya lalu pergi setelah itu.

“tadi ada orang yang pura-pura jadi orang mati, sekarang ada upacara kematian” ucap Shi Young. Namun Shi Young malah memandangi mereka dengan dalam sampai mereka berjalan pergi.




Nenek akan pergi ke rumah sakit untuk menemui Kakek Yongi namun di depan rumahnya dia melihat menantunya sedang memarahi anak-anaknya. Ibu Jung Won terkejut mertuanya yang melihat anaknya yang tidak mau tidur di tenda malah tidur di mobil. Ibu mengejar mertuanya dan menjelaskan apa ayang sedang terjadi. Sementara Shi Kyung dan Shi Young sudah kabur dari tempat.
“aku dengar nenek ada tamu di rumah” ucap dokter yang berada di rumah sakit

“bagaimana kau tahu?” tanya Nenek

“Ga Ram melihat ada anak-anak tadi. Nenek pasti senang sekali menantu dan cucunya pada mengunjunginya” kata Pak Dokternya



“justru aku tidak merasa senang. Mereka tidak pernah mengunjungiku dan meneleponku trus tiba-tiba datang begitu saja” kata Nenek dengan sinis

“siapa yang menutup pintu dan menyuruh mereka pergi lalu siapa yang menutup telepon ketika menantumu menghubungimu” sindir Pak Dokter yang kemudian ditinggal Nenek dengan tatapan sinis





Shi Kyung dan Shi Young akhirnya bisa kabur juga hahahha. Di perjalanan ke halte Shi Kyung melewati pohon besar yang tadi siang dia lewati. Shi Kyung mengingat bagaimana tadi ada seseorang yang  menjadi mayat disini. Karena mereka tidak bisa dihubungi Ibu dan Bibi memilih untuk menunggu mereka di tenda. Bibi Jungsoo bilang kalau dia sangat kagum kepada kakaknya karena bisa tau apa reaksi mertuanya. 

“kalau kamu mengenalnya dengan baik, kamu akan tahu bagaimana reaksinya” ucap Ibu

“bagaimana kalau Nenek tidak membukakan pintunya nanti?” tanya Jungsoo

“entahlah…dia sangat membenciku setelah ayah anak-anak meninggal. Dia mungkin tidak membukakan pintu untukku tapi aku harap untuk anak-anak” ucap Ibu







Shi Kyung dan Shi Young mencari tumpangan untuk pergi ke Seoul karena mereka ketinggalan bus terakhir. Tentu saja mereka saling menyalahkan satu sama lain karena ketinggalan bis. Namun, tidak ada satupun mobil yang mau memberi mereka tumpangan ke Seoul. Kemudian ada satu mobil yang berhenti membuat mereka senang lalu menghampirinya. Sayangnya, mobil itu adalah mobil geng sekolahnya Shi Kyung dulu. Akhirnya mereka bermain kejar-kejaran sampai ke rumah sakit. Shi Young menelepon Ibunya untuk memberitahu kalau Shi Kyung dikejar-kejar sama orang. Ibu langsung menghubungi polisi dan menyuruh Shi Young menunggu di tempat.









Sementara Shi Kyung masih di kejar-kejar dia masuk ke kamar pasien yang baru aja meninggal lalu dia pergi diam-diam. Ternyata geng berandal itu masih di dalam rumah sakit membuat mereka main kejar-kejaran lagi. Shi Kyung masuk gudang untuk bersembunyi, dia tidak tahu harus sembunyi dimana yang akhirnya dia masuk ke dalam peti mati. Awalnya geng tersebut tidak tahu kemana perginya Shi Kyung namun mereka melihat jaket Shi Kyung yang berada diluar peti sedikit. Mereka memaku Shi Kyung dari luar di dalam peti. Shi Kyung sudah memohon untuk dikeluarkan tapi dihiraukan mereka.

“aku ingin membuat pengakuan, aku sangat menyukaimu” ucap Ketua geng tersebut

“aku teringat kata-kata Ibu, apa ini kematian pertamaku” ucap Shi Kyung dalam hati







Sesampainya Ibu di tempat Shi Young menanyakan kemana perginya Shi Kyung. Ibu sudah cemas kalau Shi Kyung masuk rumah sakit dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ternyata Nenek dan Dokter sedang ngobrol-ngobrol di luar. Nenek terkejut kalau menantunya sampai mengikutinya ke rumah sakit. Tiba-tiba kakek yang akan mengambil peti berteriak kalau ada seseorang  di dalam peti. Semua orang buru-buru pergi melihat siapa yang berada di dalam peti tersebut. Setelah terbuka ternyata adalah Shi Kyung yang membuat semua orang khawatir termasuk nenek. Shi Kyung dirawat di rumah sakit karena pingsan.








Setelah bangun Shi Kyung mengingat bagaimana dia dikurung di dalam peti. Tadinya masalah itu akan dilaporkan ke polisi tapi Shi Kyung mencegahnya. Dia bilang kalau dia melakukannya sendiri lalu tidur disana dan mungkin ada orang yang ga sengaja memakunya.

“kamu masuk ke dalam peti? Kenapa kamu melakukannya?” tanya Nenek yang ga percaya

“karena….aku gamau tidur di tenda” ucap Shi Kyung membuat Nenek ga habis pikir dia melakukannya yang kemudian dibenarkan sama Shi Young. Ibu menyuruh Shi Kyung tapi dia gamau dengan alasan dia masih sakit dan tempat tidurnya enak disini.

“aku mengalami trauma mental dan merasa panic” kata Shi Kyung beralasan gamau pulang meskipun dia tidak sakit




“ayo” ajak Nenek pulang yang artinya dia mengizinkan mereka tinggal di rumahnya








Ibu dan Bibi Jungsoo segera memasukkan semua barang-barang mereka sebelum nenek mengubah pikirannya. Nenek bilang kalau Ibu dan Bibi bisa sekamar, sementara Shi Young sekamar dengannya sedangkan Shi Kyung bisa menggunakan kamar ayahnya. Shi Young tidak terima karena Shi Kyung diberikan kamar sendiri sementara dia tidak. 

“kenapa kamu memanggil kakakmu dengan sebutan Shi Kyung” ucap Neneknya yang malah membuat Shi Young memanggilnya begitu lagi

“kamu bisa menggunakan kamar ayahmu, dia selalu berada di kamarnya dan mengunci. Ada banyak rahasia” ucap Nenek sambil menyerahkan kunci kamar



Shi Kyung masuk ke dalam kamarnyan sambil melihat kamar yang dulu pernah dia tinggali ayahnya.
“seperti apa ayahku diusiaku? Anehnya aku tidak mengingat kenangann dengan ayahku” ucap Shi Kyung dalam hati lalu membaringkan dirinya di kasur.






Paginya Shi Kyung bangun pagi dan berangkat sekolah. Ibu memberikan hanphone jadul untuk Shi Kyung dan Shi Young. Shi Young tidak mau karena handphone seperti itu sudah dipakai lagi kemudian dia mengambalikan kepada Ibunya lagi. Ibu memperingatkan Shi Kyung untuk tidak bermain game lagi dan menanyakan tiga anak semalam. Shi Kyung hanya bilang kalau Ibunya tidak perlu mengkhawatirkannya. Shi Kyung dan Shi Young berangkar sekolah dengan naik bus.




“apa ini Seoul atau apa…semua gadis di sama semua dari belakang, rambut panjang, seragam sekolah, rok pendek. Mereka bahkan mirip dari samping dan depan, mereka juga melihat ponsel mereka  atau bergosip” ucap Shi Kyung dalam hatinya setelah melihat seisi bus termasuk adiknya yang malah tidur


“ada seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya” ucapnya dalam hati setelah melihat cewek yang kemarin jadi jenazah

Rating Episode 01 : 2.8%


No comments:

Post a Comment