Di episode 3 kemarin Emma
terjatuh di kursi bareng Night. Mereka hampir ciuman lalu Emma tidak sadar
memanggil nama Porsche dihadapan Night. Suasana menjadi canggung kemudian Night
pamit pulang.
Pick baru bangun tidur melihat
kedua temannya sudah meninggalkannya hahahaha. Pick mencari Rome dan memanggil
namanya tapi dia malah hilang :v. Menjelang malam Rome dan Din balik dari
memotret. Rome melihat ke dalam tenda ternayata Pick ga berada di dalam tenda.
Sepertinya Pick tersesat lalu Rome ingin mencari Pick karena sudah semakin
gelap. Rome dan Din masuk ke dalam hutan untuk mencari Pick. Kemudian Rome
menyarankan untuk mencarinya berpencar saja tapi Din gamau karena bisa saja
mereka yang tersesat nanti.
Rome tetep kekeh mau cari Pick
terpisah saja biar cepat dapatnya. Mereka akhirnya berpencar mencari Pick. Rome
yang ngeyel buat nyari Pick sendiri-sendiri aja eeh dia ketakutan setengah mati
wwkwkwwk (serius wajahnya itu looohh,
bibirnya sexy banget hahahah). Rome
merasakan ada seseorang di belakangnya (serius
ini ga horror tapi cuma backsound aja bikin merinding aku hahahaha emang
dasarnya ga suka horror sih ya :v).
Ternyata oh ternyata yang di
belakang Rome adalah Pick yang langsung bungkam mulutnya Rome supaya ga berisik
trus dipeluk sama Rome *sweeeeeeeeeeeetbangeeet haahhaha*.
Mereka mau balik ke tenda tapi ditengah jalan ada
sesuatu yang menggigit kaki Rome. Pick melihat kaki Rome yang ternyata digigit
sama ular. Rome ketakutan banget waktu Pick bilang racun ularnya bisa saja
membunuhnya (sumpaaah ni orang perlu
dipelukin aja daaah).
“kalau kamu beruntung, kamu akan
bertahan hidup satu setengah jam” ujar Pick yang membuat Rome berkaca-kaca.
Pick membawa Rome balik ke tenda dengan mengendongnya (romantisnyaaaaaaaaaa…aku juga mau P’Pick). Rome sangat berterima
kasih sama Pick karena sudah membantunya.
Sesampainya di tenda Din
menanyakan keadaan Rome yang terlihat kesakitan. Pick mengambil obat di dalam
tenda untuk mengobati gigitan ular di kaki Rome tapi dia juga bawa pisaauuuuu (ini orang mau bantai siapa??)
“mau ngapain?” tanya Rome
“siap” ujar Pick menyuruh Rome
menggigit handuk kecil
“siap buat apa?” tanya Rome
“potong kaki lu lah” ujar Pick
“huh??? Kamu mau potong kakiku?”
tanya Rome lagi
“iyaa,,, buat nyelamatin hidup
elu” kata Pick membuat Rome terdiam menangis
“coba lihat, kita di hutan ga ada
rumah sakit “ lanjut Pick
Din memastikan apa harus dengan
memotong kaki Rome untuk menyelematkan Rome. Tetapi Pick malah menyuruhnya diam
aja kalau gatau apa-apa. Lalu Rome menyerahkan semuanya pada Pick kalau memang
dengan memotong kakinya bisa menyelamatkannya. Pick mulai bersiap-siap untuk
memotong kaki Rome tapiiii dia Cuma bercandaaaaa (keterlaluaaan P’Pick kok tega banget sama Rome sih hahhahaha).
“ada apa denganmu?’ tanya Rome
“kita ga perlu memotong kakinya,
aku cuma bercanda” kata Pick
“kamu membohongiku?” tanya Rome
“ularnya ga berbisa, kalaupun
berbisa kakimu sudah membengkak” ujar Pick
Rome kesal banget karena
dibohongi Pick. Dia sudah ketakutan setengah mati tauna Cuma bohong doang. Rome
pergi meninggalkan Pick. Pick heran dengan Rome Cuma bercanda gitu aja dia
berlebihan banget (kamu itu ga pekaaaa
maaassss :v Rome kan butuh asupan perhatian).
Porsche mengantarkan Friend
pualng. Di tengah jalan ada dua orang yang mengganggu mereka. Porsche adu tonjok
dengan mereka karena ingin mengganggu Friend. Porsche menyuruh Friend pergi
mencari bantuan. Prosche babak belur dipukuli dua preman tersebut. Friend
mencari bantuan dengan memanggil sopi angkutan umum untuk membantu Porsche yang
dipukuli.
Friend mengantarkan Porsche untuk
mengobati lukanya. Friend mengobati luka Porsche dengan wajah penuh khawatir
karena sudah membahayakan nyawa Porsche. Porsche justru mmenghiburnya
bahwa Friend ga perlu khawatir semua
sudah baik-baik saja.
“lebih baik aku yang terluka
daripada kamu, aku kan cowok” ujar Porsche membuat Friend tersipu malu. Porsche
diam-diam memotret Friend untuk mencairkan suasana. Porsche menyadarkan Friend
dengan menanyakan dia mau mengobati lukanya atau tidak. Porsche juga
menunjukkan caranya mengobati lukanya dengan memegang tangan Friend yang
membuat Friend tersipu malu (serius sih
make up buat luka lakorn Thailand tuh menurutku kurang “real”). Mereka
saling bercanda sambil mengobati luka Porsche (kayaknya Friend udah mulai suka sama Porsche yang awalnya dianggap
kakak aja).
Ketika Porsche pergi ke kamar
mandi, Porsche mendapatkan telephone dari Emma. Friend memberikan teleponnya
kepada Porsche tapi dia ragu-ragu ingin mengangkatnya. Ketika Porsche ingin
menjawabnya sudah keburu dimatikan Emma, Porsche dalam suasana buruk karena
teringat Emma lagi.
Setelah menelepon Porsche tidak
diangkat Emma ditelepon Night yang menanyakan apa dia bisa pacaran sama Emma.
Emma sedikit ragu tapi dia ingin mencobanya, Night senang sekali karena sudah
lama suka sama Emma akhirnya dapat kesempatan dekat dengan Emma.
Pick terbangun tengah malam
karena ingin buang air kencing. Rome ikut setelah Pick keluar dari tenda
disusul Din juga bangun. Din bilang kalau ga perlu khawatir nanti juga Pick
balik lagi ga mungkin kan dia bakal hilang kedua kalinya hahahah. Rome
sepertinya sedang kesal dengan Pick dia ga peduli kalaupun Pick pergi. Din
menanyakan pada Rome apa dia dan Pick pacaran tapi Rome juga tidak yakin.
“boleh aku tanya sesuatu?” kata
Din dan dijawab anggukan sama Rome
“apa kamu dan Pick….pacaran?”
tanya Din
“aku juga ga yakin” jawab Rome
dengan ragu
“maksudnya? Kalian ga pacaran?”
tanya Din lagi
“mungkin begitu” ujar Rome
“trus gimana perasaanmu untuk P’Pick?”
tanya Din
“gatau, siapa juga yang peduli
sama dia” kata Rome acuh
“apa kamu pernah menanyakannya
padanya?” lanjut Din
“iyaa, dia ga punya perasaan
apa-apa padaku” kata Rome
“Rome,,,,gimana kalau aku
bilang,,,,aku suka sama kamu. Menurutmu gimana?” kata Din
Rome melihat Din yang mengusap
matanya yang sepertinya ada sesuatu dimatanya. Rome mencoba membantu Din untuk
meniupkan matanya tapi dari luar mereka terlihat sedang berciuman dan dilihat
Pick yang jadi salah paham. Pick memasukkan barangnya sendiri langsung masuk
mobil. Selama di perjalanan Pick tidak banyak bicara yang membuat Din heran sekali.
Pick berhenti untuk pergi ke toilet, kemudian disusul Rome yang juga ingin kencing. Rome bertanya sama Pick kenapa dia diam saja.
Pick berhenti untuk pergi ke toilet, kemudian disusul Rome yang juga ingin kencing. Rome bertanya sama Pick kenapa dia diam saja.
“ada apa denganmu? Kalau ada yang
ga beres kamu bisa bilang sama aku” ujar Rome tapi Pick dia saja dan pergi
meninggalkan Rome
“aku bicara sam kamu, tapi kamu
ga jawab” kata Rome
“ada apa sih?” keluh Pick
“ada apa denganmu?” tanya Rome
“ga ada” kata Pick
“tidak bisakah kamu
mengatakannya. Ga nyaman kalau ada sesuatu tapi kamu ga bilang” kata Rome
“apa semuanya harus dikatakan? Apa
kamu tidak bisa menebak apa yang salah denganku dari sikapku” kata Pick
“siapa yang akan tahu kalau kamu
ga mengatakannya, kalau kamu ga bilang ya ga akan selesai-selesai (betuuuul…dasar tsundere Pick :v)” kata
Rome yang tidak direspon sama Pick
Pick mengantarkan Din pulang ke
rumah. Rome ingin pulang ke rumah sendiri saja tapi Pick menyuruhnya masuk ke
dalam mobil dan akan mengantarkannya. Di tengah jalan Pick berhenti dan tanpa
bilang apa-apa mereka ciumaaaaaaaaaan. Ya ampuun dengan ikhlasnya Rome
menikmati sekali loooh hahahhaha.
No comments:
Post a Comment