Monday, 12 November 2018

[Review] Novel Bintang Jatuh karya Silvarani

Judul: Bintang Jatuh
Penulis: Silvarani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Hal: 166 hal

BLURB

Maha Membolak-balikkan Hati.
Bintang, seorang jurnalistik muda, tidak pernah ambil pusing soal kuasa Allah yang satu ini, sampai....PLAAAK! Tamparan keras mendarat di pipinya. Alena, gadis genius yang beberapa detik lalu masih dia yakini sebagai calon istri, kini resmi menjadi mantannya.

Bintang pun disadarkan pada satu kenyataan: Begitu mudah hati manusia berubah jika Allah sudah berkendak.

Bingung dan patah hati, Bintang lantas menerima tawaran pergi ke Yogya untuk menenangkan diri sekaligus menyelesaikan tugas. Dalam perjalanan naik kereta, seorang gadis kembali menamparnya, kali dengan pesona dan keluasan pengetahuan agama—seluk-beluk shalat, tata cara bertayamun, juga sejarah Islam di nusantara. Tak pelak suatu rasa, perlahan namun pasti, tumbuh dalam hati Bintang.

Akankah Bintang menemukan cinta baru? Siapkah dia menjalani rencana Allah yang lebih besar? 

1. Karakter
  • Bintang, seorang jurnalis muda yang sedang patah hati
  • Alena, calon mantan istri Bintang yang seorang desain interior
  • Lexi, sahabat dekat Bintang dan Alena
  • Saya, seorang gadis yang Bintang temui di kereta yang merupakan guru TK

2. Sinopsis 
          Bintang seorang jurnalis muda yang sedang patah.
    Siapa sih yang tidak ingin menikah??

    Bintang dan Alena pun ingin segera menikah, tetapi mereka terhalang keadaan. Mbak Wanti yang merupakan kakak Bintang belum ingin menikah, Mbak Wanti akan menikah kalau kesehatan Bapaknya sudah sembuh. Sementara kesehatan Bapaknya tidak bisa diprediksi kapan sembuhnya. Selain itu keluarga Bintang menjunjung tinggi tradisi bahwa seorang Adik tidak boleh melangkahi menikah kakaknya.

    Bintang dan Alena memang sudah merancang bagaiman pernikahan mereka nanti meskipun belum ada pembicaraan serius antara dua keluarga.

    Tapi mau bagaimana kalau takdir belum bisa mempersatukan mereka. Bintang kekeh tidak mau menikah kalau Mbak Wanti belum menikah. Alena sudah diambang jurang karena didesak segera menikah oleh Bapaknya. Alena merupakan seorang gadis sendiri di keluarganya. Ketiga kakaknya laki-laki semua. Bintang tahu kekhawatiran Bapak Alena. Bintang pernah member pilihan kepada Alena supaya Bintang berbicara kepada Bapak Alena mengenai keadaannya tetapi Alena lebih memilih putus.

    Akhirnya Bintang pergi ke Jogja untuk menenangkan pikiran atas segala masalah yang terjadi dan menyembuhkan patah hatinya. Alena adalah satu-satunya gadis yang pernah membuat Bintang memikirkan tentang pernikahan. 
     
    Selama di perjalanan Bintang bertemu dengan seorang gadis bernama Saya. Entah setan darimana Bintang berusaha menyapa dan menceritakan masalahnya kepada Saya.

    Bintang pun merasa kalau sepertinya Saya sedang patah hati. Memang Saya patah hati tetapi itu 2 tahun lalu. Saya menjelaskan kalau hubungannya dengan mantannya memang baik tapi mungkin memang mereka tidak ditakdirkan bersama. Saya menceritakan kalau dia memang mencintai Elang mantannya tetapi dia lupa mencintai Allah. Mungkin karena itulah Allah menegur Saya dengan putus dari Elang.

    Setelah putus dari Elang, Saya jadi tahu bahwa sebenarnya ada yang lebih dia cintai missal Eyangnya sendiri. Karena Eyangnya itulah yang mendekatkannya dengan Allah. Bintang mulai berpikir kalau selama ini dia memang melupakan Allah. Setelah berbincang lama dengan Saya, Bintang un menyadari kalau apa yang dia sayangi sekarang tidak ada nama Alena. Melainkan Bapak dan Mbak Wanti. Bintang ingin membahagiakan mereka.

    Selama pembicaraan itu Lexi tak henti-hentinya menghubungi Bintang untuk menceritkan betapa berisiknya Alena. Alena curhat kepada Lexi dan menjelek-jelekkan Bintang. Bintang hanya menjelaskan duduk perkaranya tetapi Alena lebih memilih untuk putus dengannya jadi itu tidak sepenuhnya kesalahan Bintang. 
     
    Beberapa hari di Jogja, Bintang disibukkan dengan berbagai kegiatan. Apalagi setelah mengetahui kalau Alena akan segera menikah dengan Heru. Tentu saja Bintang shock, tidak menyangka secepat itu Alena berpindah hati lalu segera menikah. 
     
    Setelah balik dari Jogja Bintang pun menjadi pribadi yang baik. Dia berusaha mengikhlaskan dirinya dan berserah diri kepada Allah.

    Pertanyaanku waktu itu: “Mengapa tidak ada kata ikhlas dalam Surah Al-Iklash?”
    Guru agamaku mejawab, “Dengan menyakini kata demi kata dalam Surah Al-Ikhlash yang menceritakan tentang keesaan Allah, berarti kita termasuk golongan orang-orang yang ikhlas menjalankan agama Islam. Hidup dan mati, Insya Allah dalam keadaan Islam, beriman, dan bertakwa. Amin ya rabbal’alamin.”

  3. Review
    Membaca ini aku jadi makin pusing

    Gimana kalau nantinya aku diposisi Bintang.
     
    Karena?? Ya karena keluargaku juga memegang teguh tradisi kalau menikah tidak boleh melangkahi kakaknya. 
     
    Aku pengen segera menikah?? Belum! Sama sekali belum!! Tapi aku jadi mulai belajar gimana caranya benar-benar ikhlas dan bersyukur atas hidup ini.

    Benar!! Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia.

    Di awal cerita seorang Alena adalah seorang yang sayang dan teguh pendiriannya. Tetapi karena terkikis waktu dan desakan dia ngotot ingin segera menikah. Justru aku mempertanyakan sebenarnya Bintang ini sayang ga sih sama Alena hahahahha. Soalnya yang grecep banget tuh Alena. Apa mungkin emang cewek se-agresif Alena ya?? Kalau ada apa-apa pasti semua orang harus tahu. Misal, ketika lagi sayang-sayangnya Alena bakal pasang status-status yang manis ditunjukkan kepada Bintang tetapi habis putus dia meenjelek-jelekkan Bintang. Dan menurutku ini bukan Alena banget, kenapa semakin dewasa dia semakin kekanak-kanakan gini hahahhaha.

    Sementara Bintang tuh lempeng-lempeng aja gituloh. Justru kadang Bintang malah mempertanyakan apa yang pernah dia korbankan sampai Alena segitu sayangnya sama dia sampai memamerkannya kepada semua orang bahkan orang-orang kantor Alena. 
     
    Saya, peran Saya sangat kecil tapi bisa sebesar itu mengubah Bintang. Saya memang mengutarakan niatnya untuk membantu Bintang melewati patah hatinya tapi kok aku ga lihat itu dicerita yaa hahahahha. Maksudku mereka ketemu di kereta lalu dua kali ketemu keliling Malioboro dan Bintang pamit mampir ke rumah Eyang Saya. 
     
    Jadi apakah segala kesusahan itu penyembuhnya adalah Allah??

    Seperti halnya Saya yang patah hati kemudian mendekatkan diri kepada Allah

    Bintang yang patah hati menjadi dekat dengan Allah

    Terkadang aku sedih mengetahui hal itu, kenapa kita harus menunggu susah, sedih atau terjatuh dulu sama Allah. Aku merasa sedih Allah diperhatikan seperti itu. 
     
    Bagaimana dengan kita?? Ketika punya teman yang datang pas ada maunya saja kita jadi benci, tidak suka bahkan menjelek-jelekkan mereka.

    teman kok inget pas ada maunya saja”

    Itu hanya untuk sesame manusia kita merasa kecewa

    Bagaimana dengan Allah?? Seberapa kecewa Allah kepada makhluknya yang lebih dari satu seperti itu??

    Aku jadi mikir kalau yang abadi memangnya keberadaan Allah

    Aku mungkin juga golongan seperti Bintang dan Saya yang mana ketika kita jatuh terdampar baru mengingat Allah. Tapi mungkin itulah jalan Allah agar umatnya mengingatnya.

No comments:

Post a Comment