Judul:
Bintang Jatuh
Penulis:
Silvarani
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Hal:
166 hal
BLURB
Maha
Membolak-balikkan Hati.
Bintang,
seorang jurnalistik muda, tidak pernah ambil pusing soal kuasa Allah
yang satu ini, sampai....PLAAAK! Tamparan keras mendarat di pipinya.
Alena, gadis genius yang beberapa detik lalu masih dia yakini sebagai
calon istri, kini resmi menjadi mantannya.
Bintang
pun disadarkan pada satu kenyataan: Begitu mudah hati manusia berubah
jika Allah sudah berkendak.
Bingung
dan patah hati, Bintang lantas menerima tawaran pergi ke Yogya untuk
menenangkan diri sekaligus menyelesaikan tugas. Dalam perjalanan naik
kereta, seorang gadis kembali menamparnya, kali dengan pesona dan
keluasan pengetahuan agama—seluk-beluk shalat, tata cara
bertayamun, juga sejarah Islam di nusantara. Tak pelak suatu rasa,
perlahan namun pasti, tumbuh dalam hati Bintang.
Akankah
Bintang menemukan cinta baru? Siapkah dia menjalani rencana Allah
yang lebih besar?
1. Karakter
- Bintang, seorang jurnalis muda yang sedang patah hati
- Alena, calon mantan istri Bintang yang seorang desain interior
- Lexi, sahabat dekat Bintang dan Alena
- Saya, seorang gadis yang Bintang temui di kereta yang merupakan guru TK
Bintang
seorang jurnalis muda yang sedang patah.
Siapa
sih yang tidak ingin menikah??
Bintang
dan Alena pun ingin segera menikah, tetapi mereka terhalang keadaan.
Mbak Wanti yang merupakan kakak Bintang belum ingin menikah, Mbak
Wanti akan menikah kalau kesehatan Bapaknya sudah sembuh. Sementara
kesehatan Bapaknya tidak bisa diprediksi kapan sembuhnya. Selain itu
keluarga Bintang menjunjung tinggi tradisi bahwa seorang Adik tidak
boleh melangkahi menikah kakaknya.
Bintang
dan Alena memang sudah merancang bagaiman pernikahan mereka nanti
meskipun belum ada pembicaraan serius antara dua keluarga.
Tapi
mau bagaimana kalau takdir belum bisa mempersatukan mereka. Bintang
kekeh tidak mau menikah kalau Mbak Wanti belum menikah. Alena sudah
diambang jurang karena didesak segera menikah oleh Bapaknya. Alena
merupakan seorang gadis sendiri di keluarganya. Ketiga kakaknya
laki-laki semua. Bintang tahu kekhawatiran Bapak Alena. Bintang
pernah member pilihan kepada Alena supaya Bintang berbicara kepada
Bapak Alena mengenai keadaannya tetapi Alena lebih memilih putus.
Akhirnya
Bintang pergi ke Jogja untuk menenangkan pikiran atas segala masalah
yang terjadi dan menyembuhkan patah hatinya. Alena adalah
satu-satunya gadis yang pernah membuat Bintang memikirkan tentang
pernikahan.
Selama
di perjalanan Bintang bertemu dengan seorang gadis bernama Saya.
Entah setan darimana Bintang berusaha menyapa dan menceritakan
masalahnya kepada Saya.
Bintang
pun merasa kalau sepertinya Saya sedang patah hati. Memang Saya
patah hati tetapi itu 2 tahun lalu. Saya menjelaskan kalau
hubungannya dengan mantannya memang baik tapi mungkin memang mereka
tidak ditakdirkan bersama. Saya menceritakan kalau dia memang
mencintai Elang mantannya tetapi dia lupa mencintai Allah. Mungkin
karena itulah Allah menegur Saya dengan putus dari Elang.
Setelah
putus dari Elang, Saya jadi tahu bahwa sebenarnya ada yang lebih dia
cintai missal Eyangnya sendiri. Karena Eyangnya itulah yang
mendekatkannya dengan Allah. Bintang mulai berpikir kalau selama ini
dia memang melupakan Allah. Setelah berbincang lama dengan Saya,
Bintang un menyadari kalau apa yang dia sayangi sekarang tidak ada
nama Alena. Melainkan Bapak dan Mbak Wanti. Bintang ingin
membahagiakan mereka.
Selama
pembicaraan itu Lexi tak henti-hentinya menghubungi Bintang untuk
menceritkan betapa berisiknya Alena. Alena curhat kepada Lexi dan
menjelek-jelekkan Bintang. Bintang hanya menjelaskan duduk
perkaranya tetapi Alena lebih memilih untuk putus dengannya jadi itu
tidak sepenuhnya kesalahan Bintang.
Beberapa
hari di Jogja, Bintang disibukkan dengan berbagai kegiatan. Apalagi
setelah mengetahui kalau Alena akan segera menikah dengan Heru.
Tentu saja Bintang shock, tidak menyangka secepat itu Alena
berpindah hati lalu segera menikah.
Setelah
balik dari Jogja Bintang pun menjadi pribadi yang baik. Dia berusaha
mengikhlaskan dirinya dan berserah diri kepada Allah.
Pertanyaanku
waktu itu: “Mengapa tidak ada kata ikhlas dalam Surah Al-Iklash?”
Guru
agamaku mejawab, “Dengan menyakini kata demi kata dalam Surah
Al-Ikhlash yang menceritakan tentang keesaan Allah, berarti kita
termasuk golongan orang-orang yang ikhlas menjalankan agama Islam.
Hidup dan mati, Insya Allah dalam keadaan Islam, beriman, dan
bertakwa. Amin ya rabbal’alamin.”
Membaca
ini aku jadi makin pusing
Gimana
kalau nantinya aku diposisi Bintang.
Karena??
Ya karena keluargaku juga memegang teguh tradisi kalau menikah tidak
boleh melangkahi kakaknya.
Aku
pengen segera menikah?? Belum! Sama sekali belum!! Tapi aku jadi
mulai belajar gimana caranya benar-benar ikhlas dan bersyukur atas
hidup ini.
Benar!!
Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia.
Di
awal cerita seorang Alena adalah seorang yang sayang dan teguh
pendiriannya. Tetapi karena terkikis waktu dan desakan dia ngotot
ingin segera menikah. Justru aku mempertanyakan sebenarnya Bintang
ini sayang ga sih sama Alena hahahahha. Soalnya yang grecep banget
tuh Alena. Apa mungkin emang cewek se-agresif Alena ya?? Kalau ada
apa-apa pasti semua orang harus tahu. Misal, ketika lagi
sayang-sayangnya Alena bakal pasang status-status yang manis
ditunjukkan kepada Bintang tetapi habis putus dia meenjelek-jelekkan
Bintang. Dan menurutku ini bukan Alena banget, kenapa semakin dewasa
dia semakin kekanak-kanakan gini hahahhaha.
Sementara
Bintang tuh lempeng-lempeng aja gituloh. Justru kadang Bintang malah
mempertanyakan apa yang pernah dia korbankan sampai Alena segitu
sayangnya sama dia sampai memamerkannya kepada semua orang bahkan
orang-orang kantor Alena.
Saya,
peran Saya sangat kecil tapi bisa sebesar itu mengubah Bintang. Saya
memang mengutarakan niatnya untuk membantu Bintang melewati patah
hatinya tapi kok aku ga lihat itu dicerita yaa hahahahha. Maksudku
mereka ketemu di kereta lalu dua kali ketemu keliling Malioboro dan
Bintang pamit mampir ke rumah Eyang Saya.
Jadi
apakah segala kesusahan itu penyembuhnya adalah Allah??
Seperti
halnya Saya yang patah hati kemudian mendekatkan diri kepada Allah
Bintang
yang patah hati menjadi dekat dengan Allah
Terkadang
aku sedih mengetahui hal itu, kenapa kita harus menunggu susah,
sedih atau terjatuh dulu sama Allah. Aku merasa sedih Allah
diperhatikan seperti itu.
Bagaimana
dengan kita?? Ketika punya teman yang datang pas ada maunya saja
kita jadi benci, tidak suka bahkan menjelek-jelekkan mereka.
“teman
kok inget pas ada maunya saja”
Itu
hanya untuk sesame manusia kita merasa kecewa
Bagaimana
dengan Allah?? Seberapa kecewa Allah kepada makhluknya yang lebih
dari satu seperti itu??
Aku
jadi mikir kalau yang abadi memangnya keberadaan Allah
Aku
mungkin juga golongan seperti Bintang dan Saya yang mana ketika kita
jatuh terdampar baru mengingat Allah. Tapi mungkin itulah jalan
Allah agar umatnya mengingatnya.
No comments:
Post a Comment