Episode 01: Kematian yang tertunda
Lee Shi Kyung (Kim Jongin aka KAI
EXO) adalah seorang murid SMA biasa yang suka banget sama gaming. Suatu malam
dia sedang asik bermain game di kamarnya dengan memakai headset. Shi Kyung
sangat menikmati permainannya sambil berteriak-teriak yang akhirnya dia menang.
Setelah memenangkan permainannya dia mendengar suara langkah kaki menuju
kamarnya. Dengan sigap Shi Kyung menyingkirkan keyboard di mejanya lalu dan
pura-pura sedang belajar. Ternyata Ibunya masuk ke dalam kamarnya untuk melihat
Shi Kyung yang sedang belajar.
“masih belajar?” tanya Ibunya
setelah melihat Shi Kyung di kamarnya
“iyaaa…bentar lagi” jawabnya
“apa kamu tadi bersama seseorang
tadi Ibu dengar ada suara orang lain di kamarmu” ucap Ibunya yang membuat Shi
Kyung khawati. Kemudian Shi Kyung mengeraskan pelajaran online di komputernya
dengan beralasan kalau Ibunya sepertinya mendengar dari komputernya.
Tidak lama kemudian Shi Kyung
turun dari kamarnya dan bertemu dengan adiknya. Shi Young (Lee Ye Hyun) tahu
kalau kakaknya akan pergi ke minimarket dan minta dibelikan pisang. Shi Kyunh
beralasan kalau dia tidak punya uang jadi tidak mau membelikan Shi Young
pisang.
“kalau kamu gamau membelikanku
pisang, aku akan bilang kepada Ibu soal laporan yang banyak kamu tulis itu”
ancam Shi Young kepada kakaknya
“jangan…baik..baik…aku akan
membelikanmu” ucap Shi Kyung dengan geregetan
Shi Kyung pergi ke minimarket
untuk membeli camilan dan pesanan Shi Young tadi. Di perjalan pulang dia
melihat temannya sedang dipukuli sama geng di sekolahnya juga. Shi Kyung tidak
sengaja menyebut nama temannya itu dan membuat ketua gengnya melihat Shi Kyung.
Shi Kyung bilang kalau dia tidak kenal orang yang dipukuli itu. Tetapi cowok
yang dipukuli tersebut minta tolong kepada Shi Kyung untuk membantunya.
Permintaan tolong itu membuat Shi Kyung harus berlari menghindari mereka karena
tidak mau terlibat dan dibulli nantinya. Tetapi sekeras apapun Shi Kyung
berlari dan bersembunyi akhirnya dia tertangkap juga. Shi Kyung menyerahkan
camilan yang dibeli tadi tetapi ketua geng itu meminta yang lain.
“apa kau tidak punya yang lain?”
tanya Ketua geng itu yang kemudian Shi Kyung menyerahkan uang yang ada di
dompetnya. Kemudian Shi Kyung di pukul karena tidak memberikan karti kreditnya
Di sekolahan Shi Kyung dipanggil
gurunya untuk menjadi saksi pemukulan yang terjadi kepada Jae Hoon kemarin. Shi
Kyung tidak mau terlibat dengan hal seperti itu lagi karena hanya akn
merepotkannya nanti. Tetapi wali kelasnya bilang kalau Jae Hoon sendiri yang
bilang Shi Kyung melihat kejadian tersebut.
“kalau gitu panggil Ibumu”
perintah wali kelasnya
“tidak… aku akan bersaksi” ucap
Shi Kyung dengan cepat karena khawatir kalau Ibunya datang ke sekolah. Shi
Kyung beralasan kalau Ibunya sibuk jadi tidak mungkin bisa ke sekolahan nanti.
Di meja makan Shi Kyung
memberitahu Ibunya kalau dia akan menjadi saksi untuk kejadian pemukulan
temannya Jae Hoon. Ibunya tidak masalah asal Shi Kyung tidak membuat masalah.
Bibi Jung Soo menanyakan luka yang ada di muka Shi Kyung dan Shi Kyung pun
berdalih kalau dia hanya terjatuh. Namun, Shi Young bisa menebak kalau Shi
Kyung itu berantem tapi ga bisa melawan dan yang bisa diandalkan Shi Kyung itu
cuma Shi Young.
Mendengar hal itu membuat Ibunya menasihati Shi Young untuk
tidak berkata seperti itu tetapi Shi Young justru melawan. Shi Young bilang
kalau apapun yang dikatakan Ibunya tidak pernah dia dengarkan tetapi Ibunya
tetap saja menasihatinya kemudian dia beranjak berdiri dan pergi. Shi Kyung
ingin mengejar Shi Young yang sudah tidak sopan kepada Ibunya namun dicegah Bibinya.
Dalam hati Shi Kyung sangat berterima kasih kepada Bibinya sudah
mencegahnya mengejar Shi Young karena
menurutnya percuma juga mengejarnya.
Di warnet Shi Kyung sedang asyik
bermain game yang disaksikan banyak orang dan kagum dengan kemampuan Shi Kyung.
Lalu dia mendapat pesan dari Ibunya dan hanya membalas sekedarnya tapi tidak
lama kemudian firasatnya mengatakan ada yang aneh. Shi Kyung langsung beranjak
berdiri dan lari ke kafe Ibunya. Shi Kyung bertanya kepada Bibinya kemana
Ibunya pergi. Bibinya bilang kalau gatau dan malah menyuruh Shi Kyung
membantunya menghidupkan listrik. Dalam hati Shi Kyung berpikir kalau tidak
mungkin Ibunya pergi ke sekolah.
“Ibu tidak bilang kalau dia pergi
ke sekolahkan?” tanya Shi Kyung karena khawatir
“oohhh… yang tadi malam itu…”
ucap Bibinya yang membuat Shi Kyug yakin Ibunya datang ke sekolah. Shi Kyung
berlari secepat mungkin untuk pergi ke sekolahannya sebelum Ibunya bertemu
dengan wali kelasnya.
Di sekolahan Ibu Shi Kyung bertemu dengan wali
kelas Shi Kyung. Ibunya heran sepertinya wali kelas Shi Kyung sudah ganti
perempuan. Tetapi Wali kelas menjelaskan kalau tidak pernah diganti dan sudah
lama ingin membicarakan kasus Shi Kyung yang parah. Ibunya ga percaya karena
selama ini nilai Shi Kyung selalu naik dan setiap malam dia mendengarkan kuliah
di internet. Ibunya pun menunjukkan hasil laporan nilai Shi Kyung yang ternyata
palsu. Wali Kelas pun menunjukkan hasil laporan nilai Shi Kyung yang terus
menurun selama ini.
Ibu Shi Kyung menuruni tangga
dengan lemas tidak percaya Shi Kyung bisa berbuat seperti itu. Kemudian tiba-tiba Shi Kyung menghampiri
Ibunya yang baru saja keluar dari ruang guru.
“Ibu sudah bertemu dengan wali
kelasku?” tanya Shi Kyung
“belum, kenapa?’ tanya Ibunya
balik
“soalnya beliau sedang ada di pemakaman”
ucap Shi Kyung berbohong namun Ibunya pura-pura tidak tahu. Ibunya heran kenapa
Shi Kyung tergesa-gesa menemuinya bukannya belajar di kelas.
Shi Kyung beralasan kalau dia pergi ke toko buku untuk membelu buku pelajaran tetapi tidak menemukan yang dia cari. Lalu Ibunya menyuruh Shi Kyung untuk pergi dan pamit pulang. Shi Kyung khawatir Ibunya akan berusaha untuk menemui wali kelasnya lagi. Dia menelepon seseorang untuk berpura-pura jadi Wali Kelasnya. Ketika Shi Kyung akan keluar dari sekolahan dia bertemu dengan geng sekolahnya lagi yang mengancam Shi Kyung kalau sampai dia berani menjadi saksi Jaehoon. Shi Kyung tidak menjawab ataupun melawan mereka, dia pasrah dipukuli geng tersebut.
Shi Kyung beralasan kalau dia pergi ke toko buku untuk membelu buku pelajaran tetapi tidak menemukan yang dia cari. Lalu Ibunya menyuruh Shi Kyung untuk pergi dan pamit pulang. Shi Kyung khawatir Ibunya akan berusaha untuk menemui wali kelasnya lagi. Dia menelepon seseorang untuk berpura-pura jadi Wali Kelasnya. Ketika Shi Kyung akan keluar dari sekolahan dia bertemu dengan geng sekolahnya lagi yang mengancam Shi Kyung kalau sampai dia berani menjadi saksi Jaehoon. Shi Kyung tidak menjawab ataupun melawan mereka, dia pasrah dipukuli geng tersebut.
Shi Kyung pergi ke tempat penjaga
warnet yang biasa dia kunjungi. Dia mendesah kenapa yang harus dipilih untuk
dibulli anak-anak geng itu. Penjaga warnet memberi peringatan kalau jangan
sampai dia membawa anak bermasalah ke warnet karena dia sudah lelah menghadapi
anak-anak seperti itu. Penjaga warnet mendapat telepon yang ternyata adalah
Ibunya. Shi Kyung berbohong kepada Ibunya kalau wali kelasnya adalah seorang
lelaki dan sekarang sedang di pemakaman. Shi Kyung tidak percaya kalau Ibunya
sudah berada di hadapannya membuat ramen yang akan dimakannya tumpah seketika.
“apa yang kamu tonton selama ini
kamar? Aku penasaran ingin melihatnya” ucap Ibunya yang marah-marah dipinggir
jalan
“jangaan,,,,itu akan membuat Ibu
darah tinggi” ucap Shi Kyung dengan nada lemas
“aku dengar kamu jago main
game….atau ada video porno” ucap Ibunya
“Ibuu…jangan keras-keras…Ibu
menontonnya waktu aku ga ada di rumah ya” ucap Shi Kyung yang membuatnya
dipukuli Ibunya
“jangan menggunakan kekerasan
pakai kata-kata aja bu” ucap Shi Kyung yang makin dipukuli hahahahah. Ibu Shi
Kyung mendapata telepon dari polisi kalau anak perempuannya sedang di kantor
polisi. Tadinya Shi Kyung ingin kabur tapi tangannya dipegang erat Ibunya.
Mereka berdua menjemput Shi Young
di kantor polisi karena bertengkar dengan seorang mahasiswa. Ibunya gatau harus
bilang apa dengan tingkah kedua anaknya ini. Kemudian Bibi Jungso meneleponnnya untuk menuyuruhnya
segera ke kafe.
Sesampainya di kafe Ibu, Shi
Kyung dan Shi Young melihat kafe yang berantakan diobrak-abrik. Jugsoo bilang
kalau pergi sebentar dan melihat orang yang meminjami mereka uang dulu datang
kesini. Ibu Shi Kyung yakin kalau ini ulah rentenir yang dia pinjami uang
padahal Ibu sudah memohon untuk menunggu sebentar lagi.
Di rumah semua barang sudah
mendapat label sitaan yang artinya mereka harus segera pindah. Ibu awalnya
tidak tahu kemana mereka harus pindah tapi akhirnya Ibu memutuskan untuk segera
mengemasi barang mereka dan pindah. Shi Kyung dan Shi Young tentu saja terkejut
mereka harus cepat pindah tanpa tujuan begini.,
“ayo pindah “ ucap Ibu mereka
“apa?? Ibu serius? Apa aku harus
pindah sekolah?? Aku gamau” ucap Shi Young
“aku hadir sebagai saksi” ucap
Shi Kyung
“dengarkan baik-baik, mulai
sekarang jangan mengatakan apa yang ingin kamu inginkan dan tidak kau inginkan
itu mahal sekarang” ucap Ibunya
“orang-orang bilang kamu perlu
mati dan hidup kembali beberapa untuk menjadi dewasa. Anggap ini kematian dan
dengarkan Ibu” lanjut Ibunya
Di perjalanan menuju rumah nenek,
Shi Young bilang kalau tidak yakin neneknya akan membukakan pintu untuk mereka.
Shi Kyung tidak terlalu mempedulikannya malah sibuk bermain game sedangkan Ibu
mereka hanya diam saja tidak mengatakan apa-apa selama perjalanan. Shi Kyung
ditelepon sama geng yang mengancamnya supaya tidak bersaksi. Shi Kyung dihina
kalau memang sebaiknya Shi Kyungj jadi pengecut seperti ini saja tidak perlu
menjadi saksi. Mendengar hal itu Shi Kyung jadi emosi sembari berkata dengan
nada tinggi kalau dia akan datang untuk bersaksi. Setelah menutup teleponnya
dia sadar kalau sudah membuat masalah baru dengan geng tersebut.
Shi Young penasaran siapa yang
ditelepon Shi Kyung sampai membuaatnya membentak. Shi Young mengambil handphone
Shi Kyung yang tidak sengaja menjatuhkan handphone Shi Kyung di jalan. Shi
Kyung marah besar karena handphonennya dijatuhkan begitu saja. Shi Kyung
meminta Ibunya untuk menghentikan mobilnya dulu tapi Ibunya hanya diam saja.
Di tengah perjalanan mereka
berhenti sebentar karena lupa jalan. Di samping mereka berhenti terdapat pohon
besar dan ada seseorang yang menggelantungkan dirinya seperti mayat di pohon.
Shi Kyung penasaran lalu memotretnya.
“mereka juga melakukan ini
disini” ucap Shi Young
“kamu tahu apa itu” kata Shi
Kyung
“teman-temanku biasanya
melakukannya tapi aku belum pernah melihatnya sendiri baru kali ini" ucap Shi Young sambil mengambil
handphonenya. Sementara Bibu Jung Soo sudah sampai duluan di depan rumah nenek
Shi Kyung namun tidak berani menampakkan diri.
Sesampainya di depan rumah nenek,
mereka langsung disambut dengan neneknya yang berwajah judes. Ibu meminta maaf
karena mereka ingin tinggal disini sementara, Ibu tidak tahu harus pergi kemana
jadi ini satu-satunya tempat yang mereka datangi. Namun nenek tidak peduli dan
menyuruh mereka pergi saja. ketika nenek akan masuk dia melihat Shi Kyung yang
mirip dengan ayahnya lalu mendekatinya namun Shi Kyung hanya diam saja/
“dia Shi Kyung sangat mirip
dengan ayahnya tapi dia anak yang nakal, kegiatannya cuma main game dan berani
membuat laporan nilai palsu” ucap Ibunya
“aku tidak tahu apa Ibu
mengingatnya. Ini Shi Young dia sangat pintar karena itu aku memasukkan sekolah
setahun lebih awal tapi sekarang dia sangat nakal juga. Aku sibuk mencari uang
dan tidak bisa mendidik mereka dengan baik” lanjut Ibunya
“lalu apa yang kamu mau aku
lakukan?” tanya neneknya yang tidak peduli dengan ucapan Ibu Shi Kyung dan
meninggalkan mereka di luar. Ibu menyuruh Jungsoo memberikan tendannya dan
memasangnya lalu Shi Kyung menurunkan barang-barangnya dari truk. Shi Young
kesal karena tidak bisa memasang tenda dengan benar dari tadi.
“kalau Ibu memasangnya kenapa Ibu
ga pasang sendiri saja” ucap Shi Young lalu pergi meninggalkan Ibunya. Bibi
Jungsoo menyuruh Shi Kyung untuk mengejarnya.
Ketika Shi Kyung mengejar Shi
Young mereka membicarakan untuk kabur dan kembali ek Seoul saja. Shi Young
bilang mereka bisa kerja part time dan tinggal di rumah temannya sementara. Shi
Kyung memang tidak mungkin bisa tinggal di tenda. Lalu mereka melihat
serombongan orang sedang melakukan upacara kematian. Shi Young memberi saran
untuk balik ke tenda dan pura-pura menuruti keinginan Ibunya lalu pergi setelah
itu.
“tadi ada orang yang pura-pura
jadi orang mati, sekarang ada upacara kematian” ucap Shi Young. Namun Shi Young
malah memandangi mereka dengan dalam sampai mereka berjalan pergi.
Nenek akan pergi ke rumah sakit
untuk menemui Kakek Yongi namun di depan rumahnya dia melihat menantunya sedang
memarahi anak-anaknya. Ibu Jung Won terkejut mertuanya yang melihat anaknya
yang tidak mau tidur di tenda malah tidur di mobil. Ibu mengejar mertuanya dan
menjelaskan apa ayang sedang terjadi. Sementara Shi Kyung dan Shi Young sudah
kabur dari tempat.
“aku dengar nenek ada tamu di
rumah” ucap dokter yang berada di rumah sakit
“bagaimana kau tahu?” tanya Nenek
“Ga Ram melihat ada anak-anak
tadi. Nenek pasti senang sekali menantu dan cucunya pada mengunjunginya” kata
Pak Dokternya
“justru aku tidak merasa senang.
Mereka tidak pernah mengunjungiku dan meneleponku trus tiba-tiba datang begitu
saja” kata Nenek dengan sinis
“siapa yang menutup pintu dan
menyuruh mereka pergi lalu siapa yang menutup telepon ketika menantumu
menghubungimu” sindir Pak Dokter yang kemudian ditinggal Nenek dengan tatapan
sinis
Shi Kyung dan Shi Young akhirnya
bisa kabur juga hahahha. Di perjalanan ke halte Shi Kyung melewati pohon besar
yang tadi siang dia lewati. Shi Kyung mengingat bagaimana tadi ada seseorang
yang menjadi mayat disini. Karena mereka
tidak bisa dihubungi Ibu dan Bibi memilih untuk menunggu mereka di tenda. Bibi
Jungsoo bilang kalau dia sangat kagum kepada kakaknya karena bisa tau apa
reaksi mertuanya.
“kalau kamu mengenalnya dengan
baik, kamu akan tahu bagaimana reaksinya” ucap Ibu
“bagaimana kalau Nenek tidak
membukakan pintunya nanti?” tanya Jungsoo
“entahlah…dia sangat membenciku
setelah ayah anak-anak meninggal. Dia mungkin tidak membukakan pintu untukku
tapi aku harap untuk anak-anak” ucap Ibu
Shi Kyung dan Shi Young mencari
tumpangan untuk pergi ke Seoul karena mereka ketinggalan bus terakhir. Tentu
saja mereka saling menyalahkan satu sama lain karena ketinggalan bis. Namun,
tidak ada satupun mobil yang mau memberi mereka tumpangan ke Seoul. Kemudian
ada satu mobil yang berhenti membuat mereka senang lalu menghampirinya.
Sayangnya, mobil itu adalah mobil geng sekolahnya Shi Kyung dulu. Akhirnya
mereka bermain kejar-kejaran sampai ke rumah sakit. Shi Young menelepon Ibunya
untuk memberitahu kalau Shi Kyung dikejar-kejar sama orang. Ibu langsung
menghubungi polisi dan menyuruh Shi Young menunggu di tempat.
Sementara Shi Kyung masih di
kejar-kejar dia masuk ke kamar pasien yang baru aja meninggal lalu dia pergi
diam-diam. Ternyata geng berandal itu masih di dalam rumah sakit membuat mereka
main kejar-kejaran lagi. Shi Kyung masuk gudang untuk bersembunyi, dia tidak
tahu harus sembunyi dimana yang akhirnya dia masuk ke dalam peti mati. Awalnya
geng tersebut tidak tahu kemana perginya Shi Kyung namun mereka melihat jaket
Shi Kyung yang berada diluar peti sedikit. Mereka memaku Shi Kyung dari luar di
dalam peti. Shi Kyung sudah memohon untuk dikeluarkan tapi dihiraukan mereka.
“aku ingin membuat pengakuan, aku
sangat menyukaimu” ucap Ketua geng tersebut
“aku teringat kata-kata Ibu, apa ini kematian pertamaku” ucap Shi
Kyung dalam hati
Sesampainya Ibu di tempat Shi
Young menanyakan kemana perginya Shi Kyung. Ibu sudah cemas kalau Shi Kyung
masuk rumah sakit dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ternyata Nenek dan
Dokter sedang ngobrol-ngobrol di luar. Nenek terkejut kalau menantunya sampai
mengikutinya ke rumah sakit. Tiba-tiba kakek yang akan mengambil peti berteriak
kalau ada seseorang di dalam peti. Semua
orang buru-buru pergi melihat siapa yang berada di dalam peti tersebut. Setelah
terbuka ternyata adalah Shi Kyung yang membuat semua orang khawatir termasuk
nenek. Shi Kyung dirawat di rumah sakit karena pingsan.
Setelah bangun Shi Kyung
mengingat bagaimana dia dikurung di dalam peti. Tadinya masalah itu akan
dilaporkan ke polisi tapi Shi Kyung mencegahnya. Dia bilang kalau dia
melakukannya sendiri lalu tidur disana dan mungkin ada orang yang ga sengaja
memakunya.
“kamu masuk ke dalam peti? Kenapa
kamu melakukannya?” tanya Nenek yang ga percaya
“karena….aku gamau tidur di
tenda” ucap Shi Kyung membuat Nenek ga habis pikir dia melakukannya yang
kemudian dibenarkan sama Shi Young. Ibu menyuruh Shi Kyung tapi dia gamau
dengan alasan dia masih sakit dan tempat tidurnya enak disini.
“aku mengalami trauma mental dan
merasa panic” kata Shi Kyung beralasan gamau pulang meskipun dia tidak sakit
“ayo” ajak Nenek pulang yang
artinya dia mengizinkan mereka tinggal di rumahnya
Ibu dan Bibi Jungsoo segera
memasukkan semua barang-barang mereka sebelum nenek mengubah pikirannya. Nenek
bilang kalau Ibu dan Bibi bisa sekamar, sementara Shi Young sekamar dengannya
sedangkan Shi Kyung bisa menggunakan kamar ayahnya. Shi Young tidak terima
karena Shi Kyung diberikan kamar sendiri sementara dia tidak.
“kenapa kamu memanggil kakakmu
dengan sebutan Shi Kyung” ucap Neneknya yang malah membuat Shi Young
memanggilnya begitu lagi
“kamu bisa menggunakan kamar
ayahmu, dia selalu berada di kamarnya dan mengunci. Ada banyak rahasia” ucap
Nenek sambil menyerahkan kunci kamar
Shi Kyung masuk ke dalam
kamarnyan sambil melihat kamar yang dulu pernah dia tinggali ayahnya.
“seperti apa ayahku diusiaku?
Anehnya aku tidak mengingat kenangann dengan ayahku” ucap Shi Kyung dalam hati
lalu membaringkan dirinya di kasur.
Paginya Shi Kyung bangun pagi dan
berangkat sekolah. Ibu memberikan hanphone jadul untuk Shi Kyung dan Shi Young.
Shi Young tidak mau karena handphone seperti itu sudah dipakai lagi kemudian
dia mengambalikan kepada Ibunya lagi. Ibu memperingatkan Shi Kyung untuk tidak
bermain game lagi dan menanyakan tiga anak semalam. Shi Kyung hanya bilang
kalau Ibunya tidak perlu mengkhawatirkannya. Shi Kyung dan Shi Young berangkar
sekolah dengan naik bus.
“apa ini Seoul atau apa…semua gadis di sama semua dari belakang, rambut
panjang, seragam sekolah, rok pendek. Mereka bahkan mirip dari samping dan
depan, mereka juga melihat ponsel mereka
atau bergosip” ucap Shi Kyung dalam hatinya setelah melihat seisi
bus termasuk adiknya yang malah tidur
“ada seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya” ucapnya
dalam hati setelah melihat cewek yang kemarin jadi jenazah
Rating Episode 01 : 2.8%
No comments:
Post a Comment